|
Menu Close Menu

Penguatan Moderasi Beragama Bagi Khotib, Begini yang Disampaikan Masmuni Mahatma

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 16.48 WIB

 

Masmuni Mahatma, Ketua PW GP Ansor Babel saat menjadi narasumber dalam acara penguatan khatib dan da'i. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Pangkalpinang- Ketua PW GP Ansor Bangka Belitung (Babel) , Masmuni Mahatma menjadi salah satu narasumber pelatihan Khotib dan Dai yang diselenggarakan Yayasan At-Taqwa, Air Itam, Pangkalpinang. Sabtu, (13/08/2022).Dalam forum tersebut ada beberapa hal yang disampaikan oleh pria yang akrab disapa Masmuni. 


Pertama, sedari awal diteladankan Rasulullah Saw, khutbah tak lepas dari seruan terhadap kebenaran, kebaikan, dan optimisme keimanan. "Seruan khutbah jelas, membangkitkan kesadaran ketakwaan jamaah salat jumat. Bukan mendistorsi melalui


 "pengetatan simbolisasi keagamaan" belaka. Jamaah yang hendak salat jumat itu beraneka latar dan kondisi batin. Maka khutbah mesti menjadi penyejuk dan pemompa iman, bukan sebaliknya," papar Masmuni


Kedua, khatib memiliki "otoritas" ketika khutbah di atas mimbar. Khotib yang moderat secara pemikiran dan perilaku, khutbahnya akan mentransformasikan nilai-nilai moderasi. Ia akan menyejukkan, meneduhkan, dan membangun optimisme beragama.


 "Moderasi beragama adalah seni mengartikulasi nilai-nilai keimanan-keberagamaan berbasis kebajikan dan kemaslahatan," ujar Wakil Rektor IAIN SAS Babel ini.


Ketiga, sudah saatnya melakukan reorientasi dalam konteks khutbah maupun khotibnya. Dengan otoritas yang dimiliki khotib saat di mimbar, akan mengefektifkan sentuhan pesan-pesan iman dan ketakwaan berbasis moderasi beragama.  Ini patut dicermati dan dinternalisasi. Konsekuensinya, para petinggi DKM harus jeli mengundang dan menetapkan khotib tiap jumat tiba. 


"Ini harus mulai dinaikkan ke level kebijakan di kalangan DKM. Sehingga umat tercerahkan," pungkas mantan Aktivis PB PMII ini.(Red).

Bagikan:

Komentar