|
Menu Close Menu

Bangga Kencana Bukan Seremoni: Investasi Keluarga Harus Dibangun dari Desa

Minggu, 01 Juni 2025 | 13.15 WIB

 

Nurhadi, Anggota Komisi IX DPR RI saat acara Sosialisasi Program Bangga Kencana di Kabupaten Blitar.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Blitar- Dalam sosialisasi Program Bangga Kencana yang digelar di Kelurahan Wonotirto, Kabupaten Blitar, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem Nurhadi, S.Pd., M.H. menekankan bahwa program pembangunan keluarga bukan hanya rutinitas birokrasi, melainkan kerja serius untuk menyelamatkan masa depan bangsa.


“Bangga Kencana bukan proyek tahunan yang cukup dijalankan di atas kertas. Ini kerja besar yang menentukan apakah generasi kita ke depan akan sehat, cerdas, dan punya daya saing. Maka, jangan remehkan edukasi tentang keluarga,” tegas Nurhadi di hadapan ratusan warga yang hadir di kediaman Bapak Supardi, Dusun Banjarsari, Sabtu (31/05/2025). 


Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) yang dijalankan BKKBN bertujuan tidak hanya menekan laju pertumbuhan penduduk, tapi juga meningkatkan kualitas hidup keluarga Indonesia. Namun, menurut Nurhadi, pelaksanaan program ini sering kali masih terjebak dalam pendekatan simbolik.


“Jangan sampai keluarga berencana hanya dihafal di sekolah dan disuarakan saat lomba posyandu. Ini harus menjadi perilaku sosial yang hidup di masyarakat. Dan itu tugas bersama bukan hanya tugas BKKBN,” ungkapnya.


Acara sosialisasi ini turut dihadiri oleh para mitra strategis seperti Anggota DPRD Kabupaten Blitar Bapak Sumaji, perwakilan BKKBN RI Ibu Fatkha Nuansa, Katimja Humas dan Informasi Publik BKKBN Provinsi Bapak Taufik Daryanto, serta Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Blitar Drs. Mikhael Hankam Indoro, M.Si. Hadir pula Lurah Wonotirto dan Kapolsek setempat, menunjukkan pentingnya sinergi lintas sektor.


Dalam paparannya, Pak Nurhadi juga mengangkat isu konkret seperti pernikahan dini, kurangnya edukasi kesehatan reproduksi, hingga ancaman stunting di pedesaan. Ia menilai desa-desa di wilayah khusus seperti Wonotirto perlu dukungan ekstra, bukan hanya berupa sosialisasi, tetapi juga pendampingan nyata dari pemerintah.


“Jangan salah, investasi paling strategis dalam pembangunan adalah membentuk keluarga yang kuat: yang tahu hak dan kewajiban sebagai orang tua, yang sadar pentingnya gizi, pendidikan, dan perencanaan kelahiran,” ujarnya.


Sesi diskusi yang interaktif menunjukkan tingginya antusiasme warga dalam menyampaikan persoalan mereka dari akses layanan KB, tantangan kader penyuluh, hingga minimnya informasi remaja soal kesehatan reproduksi.


Menutup pernyataannya, Nurhadi kembali menekankan bahwa keberhasilan program seperti Bangga Kencana akan berbanding lurus dengan keseriusan pemerintah daerah dan lembaga-lembaga lokal dalam menjadikannya agenda utama.


“Kalau kita ingin bangsa ini kokoh, maka bangunlah dari pondasinya—dari keluarga. Dan keluarga kuat itu dibentuk bukan dari seremonial, tapi dari edukasi, keberpihakan kebijakan, dan kerja keras,” pungkasnya.


Acara ditutup dengan lagu “Padamu Negeri” dan dokumentasi bersama warga sebagai simbol komitmen bersama untuk keluarga Indonesia yang lebih sehat, tangguh, dan terencana.


Jika ingin saya bantu buatkan versi infografis atau narasi Instagram edukatif berbasis pree rilis ini, silakan beri arahan. (Had) 

Bagikan:

Komentar