![]() |
| Ning Lia Istifhama, Anggota DPD RI asal Jawa Timur saat mengisi acara KOPRI PMII di Bondowoso.(Dok/Istimewa). |
Dengan gaya khasnya yang hangat dan rendah hati, Ning Lia tampak akrab dengan para peserta yang mayoritas mahasiswa dan aktivis muda. Ia aktif berdialog, menjawab pertanyaan, hingga melontarkan nasihat ringan namun penuh makna. Tak heran, sosoknya semakin digandrungi kalangan Gen Z di Jawa Timur.
“Melakukan, bukan hanya memikirkan. Semua yang besar berawal dari yang kecil, semua kenyamanan berawal dari ketidaknyamanan,” ucapnya disambut antusias peserta.
Peraih predikat Wakil Rakyat Terpopuler dan Paling Disukai di Jawa Timur versi ARCI itu menegaskan, generasi muda harus cerdas secara akademik sekaligus peka terhadap isu sosial dan ketenagakerjaan. Ia menilai, sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat menjadi kunci terciptanya ekosistem pembangunan yang adil dan berkelanjutan.
“Pemuda harus aktif mengambil peran dalam peluang pasar tenaga kerja. Keterlibatan mereka dalam perencanaan hingga pengawasan pembangunan akan menjadi faktor kemajuan daerah,” tegasnya.
Menurut data yang disampaikannya, pada 2024 jumlah pemuda di Indonesia mencapai 64,22 juta orang, atau sekitar 22,99 persen dari total penduduk. Bagi Ning Lia, angka ini bukan sekadar statistik, melainkan potensi luar biasa yang harus diarahkan menjadi motor penggerak ekonomi nasional.
Sebagai aktivis perempuan dan tokoh muda Nahdliyyin, Ning Lia kerap mendorong perempuan Gen Z untuk tampil percaya diri dan produktif. Ia menegaskan, partisipasi perempuan dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik merupakan bagian penting dari pembangunan berkelanjutan.
“Ambil yang mudah, lepas yang bikin gundah. Jadilah leader, bukan by order,” ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan meriah.
Ia juga mengingatkan peserta agar tak takut menghadapi tantangan. Menurutnya, setiap kesulitan justru menyimpan peluang.
“Bagaimana kita bicara kegagalan, sedangkan kita diciptakan untuk memiliki banyak kesempatan? Karena bisa jadi, setelah kebuntuan, datang keberuntungan,” tambahnya.
Putri Ulama NU Jawa Timur KH Maskur Hasyim itu juga menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia lokal. Ia menilai, peningkatan kualitas, keterampilan, dan daya saing tenaga kerja harus menjadi prioritas agar pertumbuhan ekonomi daerah dapat berjalan inklusif.
“Strategi pembangunan yang baik adalah yang memanfaatkan potensi manusia lokal secara optimal. Kita perlu membangun sinergi antar-sektor agar kesejahteraan dapat dirasakan secara merata,” jelasnya.
Selain itu, Ning Lia berpesan agar calon pemimpin muda menjadi pribadi reflektif, bukan reaktif.
“Observasi sebelum terjun ke dunia politik, evaluasi saat berpolitik,” tuturnya menutup sesi diskusi.
Kehadiran Ning Lia di forum kader perempuan PMII itu tak hanya menghadirkan gagasan, tetapi juga keteladanan. Dengan sikap rendah hati, tutur lembut, dan kepedulian sosial yang tinggi, ia tampil sebagai figur perempuan inspiratif, panutan baru bagi generasi muda Jawa Timur.
“Kehidupan memang diwarnai kejutan. Jika kejutan terlihat sebagai kesulitan, pandanglah ia sebagai tantangan,” tutup Ning Lia, disambut tepuk tangan panjang dari seluruh peserta. (Had)


Komentar