|
Menu Close Menu

Bertemu Pegiat Literasi, Willy Aditya Tegaskan Komitmen Perjuangkan RUU Perbukuan Berpihak pada Ekosistem Literasi Nasional

Selasa, 07 Oktober 2025 | 10.17 WIB

Willy Aditya, Ketua Komisi XIII DPR RI saat berdiskusi dengan pegiat literasi di Padang.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Padang— Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Willy Aditya, menemui para pegiat literasi di Kota Padang, Sumatra Barat, Minggu (5/10/2025). Dalam pertemuan yang berlangsung hingga menjelang dini hari itu, Willy berdialog dengan penulis buku, pemilik toko buku, pengelola taman bacaan masyarakat, serta aktivis literasi lainnya.


Willy yang merupakan lulusan Indonesisch Nederlandsche School Kayutanam (INS Kayutanam) ini menyebut pertemuan tersebut sebagai bagian dari upaya meaningful participation atau partisipasi bermakna dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perbukuan.


“Pertemuan ini dalam rangka meaningful participation, diskusi belanja masalah untuk RUU Perbukuan yang merupakan usul inisiatif pribadi saya sebagai anggota DPR,” ujar Willy seusai pertemuan.


Beragam aspirasi mengemuka dalam diskusi itu. Salah satunya dorongan agar pemerintah, khususnya pemerintah daerah, lebih aktif membeli buku dari penerbit-penerbit lokal.


“Sumatra Barat ini memiliki banyak penulis, bahkan beberapa mendapatkan penghargaan internasional. Sayangnya, bukunya sulit diperoleh di sini, lebih banyak beredar di luar,” ungkap Ivan, seorang penulis buku, saat diskusi di Kafe Literasi Steva, Padang.


Ivan dan sejumlah penulis lainnya mengusulkan agar pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk membeli buku karya penulis lokal dan menyimpannya di perpustakaan-perpustakaan daerah. “Dengan begitu, masyarakat juga mengenal penulis dari daerah sendiri,” tambahnya.


Sementara itu, pegiat taman bacaan masyarakat, Yusrizal KW, mengeluhkan kondisi taman bacaan yang memprihatinkan karena kekurangan dana dan minim dukungan pemerintah.


Seorang aktivis mahasiswa juga menyuarakan protes terhadap praktik penyitaan buku oleh aparat penegak hukum. Ia berharap RUU Perbukuan dapat mengatur perlindungan terhadap kebebasan literasi dan distribusi buku.


Pemilik toko buku kecil turut menyampaikan keluhan terkait penerbit besar yang langsung menjual buku ke sekolah dengan potongan harga hingga 40 persen. “Ini mematikan toko-toko buku kecil, karena margin itu biasanya menjadi keuntungan utama kami,” keluhnya.


Menanggapi berbagai masukan tersebut, Willy yang kini duduk di Komisi XIII DPR RI mencatat semua aspirasi untuk dipelajari lebih lanjut. Ia menegaskan komitmennya memperjuangkan RUU Sistem Perbukuan agar berpihak kepada seluruh ekosistem literasi nasional, mulai dari penulis, penerbit lokal, hingga pelaku usaha toko buku.


“Teman-teman harus tahu, ini adalah inisiatif pribadi saya. DPR itu tidak monolitik, ada 580 orang dengan kepala berbeda-beda. Saya akan memastikan fraksi-fraksi lain mendukung RUU ini, sementara teman-teman di luar ikut mendorong. Kita walk hand in hand untuk ini,” tegas Willy. (Had) 

Bagikan:

Komentar