|
Menu Close Menu

Pesta Seks Sesama Jenis di Surabaya Bikin Geger, DPRD Desak Polisi Usut Tuntas

Senin, 20 Oktober 2025 | 20.02 WIB

Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Muhammad Saifuddin.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, SurabayaAksi penggerebekan pesta seks sesama jenis di salah satu hotel kawasan Ngagel, Surabaya, pada Minggu (19/10/2025) dini hari, membuat publik heboh. Polisi dari Polrestabes Surabaya berhasil mengamankan 34 pria yang diduga terlibat dalam kegiatan terlarang tersebut.


Kasus ini terungkap setelah pihak kepolisian menerima laporan warga yang mencurigai adanya aktivitas tidak wajar di kamar hotel tersebut. Petugas kemudian bergerak cepat melakukan penggerebekan dan mengamankan seluruh pelaku untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.


Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Muhammad Saifuddin, menyampaikan apresiasi kepada aparat kepolisian atas langkah cepat dan tegas dalam menangani kasus ini. Menurutnya, tindakan aparat tidak hanya berkaitan dengan aspek hukum, tetapi juga menyangkut moral dan ketertiban sosial masyarakat.


“Saya sangat mengapresiasi kerja cepat pihak kepolisian. Ini bukan hanya soal hukum, tapi juga moral bangsa. Kalau hal seperti ini dibiarkan, generasi muda bisa rusak,” tegas Saifuddin, Senin (20/10/2025).


Politisi yang akrab disapa Bang Udin itu juga mendesak kepolisian untuk menuntaskan penyelidikan, termasuk menelusuri dugaan keterlibatan oknum pegawai negeri sipil (PNS) dalam pesta tersebut.


“Kalau memang ada PNS yang terlibat, harus dipanggil dan diproses sesuai aturan hukum yang berlaku,” ujarnya.


Selain meminta penegakan hukum yang transparan, Bang Udin mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengambil langkah preventif. Ia menilai kejadian ini menjadi alarm bagi semua pihak agar memperkuat pembinaan moral dan karakter masyarakat, khususnya generasi muda.


“Perlu edukasi agama dan moral yang masif. Libatkan tokoh agama, psikolog, dan masyarakat agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tambahnya.


Komisi A DPRD Surabaya, kata dia, juga akan berkoordinasi dengan Satpol PP dan instansi terkait untuk melakukan pengawasan serta penertiban di sejumlah lokasi yang rawan praktik amoral.


“Kami ingin ini menjadi yang terakhir. Surabaya tidak boleh dikotori dengan perilaku menyimpang seperti ini,” pungkasnya. (Had) 

Bagikan:

Komentar