Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 saat diskusi bersama Dubes Amerika untuk Indonesia HE. Kamala Shirin Lakhdhir di Surabaya. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id, Surabaya-Gubernur Jatim periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa menghadiri undangan makan malam bersama Dubes Amerika untuk Indonesia HE. Kamala Shirin Lakhdhir di Surabaya, Minggu (8/9/2024) malam.
Sebagaimana diketahui Duta Besar HE. Kamala Shirin Lakhdhir baru saja bertugas di Indonesia dan ingin mengenal lebih dalam tentang Jawa Timur dengan segala potensi kekayaan dan potensi kerjasama yang bisa dijalin serta dipererat.
Dalam satu meja jamuan makan malam tersebut, Dubes Lakhdhir juga tampak didampingi Konsul Jenderal US untuk Surabaya Christopher Green, Direktur Peace Corps Christie Scott, Konsul Politik dan Ekonomi John McDaniel serta Wakil Konsul Politik dan Ekonomi Clint Shoemake.
Sementara Khofifah Indar Parawansa didampingi oleh Prof. Dr. Mas'oed Said yang juga direktur Pasca Universitas Islam Malang dan Dr.Machyan Jibril Al Farabi , MSc. M Biomed.
Dalam pertemuan ini, diskusi gayeng dan cair begitu terjalin. Banyak hal strategis yang didiskusikan oleh keduanya, khusunya kerjasama antara US dan Jawa Timur. Salah satu yang mendapatkan penekanan khusus adalah bidang pendidikan dan kesehatan.
“Sungguh saya merasa senang sekali bisa kembali ke Surabaya dan bertemu langsung dengan Ibu Khofifah. Saya dulu, tepatnya 30 tahun yang lalu juga pernah bertugas di Kota Surabaya. Rasanya senang dan rindu berada di Surabaya,” kata Dubes Lakhdhir.
Lebih lanjut wanita kelahiran Brooklyn, New York, ini menegaskan bahwa kolaborasi antara instansi pendidikan antara Amerika dengan Indonesia harus terus terus ditingkatkan.
“Saat ini sudah dimulai dengan adanya International double degree antara Sampoerna University dan Arizona State University di US. Selain itu juga di level SMA juga ada Trimurti Senior High School (SMA Trimurti Surabaya) dengan Arizona State University di USA,” ujar Dubes Lakhdhir.
“Maka ke depan kita berkomitmen kerjasama bidang pendidikan ini terus kita tingkatkan dan kembangkan,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, Dubes Lakhdhir juga menyampaikan bahwa Jawa Timur merupakan daerah prioritas untuk pengiriman volunteer native speaker dari USA. Mereka banyak dikirim ke daerah-daerah di Jatim guna meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Inggris. Jumlah volunteer di Jatim sejak 2010 sudah mencapai 321 orang.
Selain sektor pendidikan, yang juga menjadi bahasan diskusi dua perempuan hebat tersebut adalah masalah kesehatan di Jatim khususnya terkait stunting.
Terkait hal ini, Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Jawa Timur telah berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan. Pasalnya, berdasarkan data BPS per Maret 2024 angka prevalensi stunting di Jatim adalah 17,7%.
“Angka prevalensi stunting Jatim berhasil kita turunkan cukup drastis. Kita ingat data Dinas Kesehatan Jatim pada tahun 2020, prevelensi stunting di Jatim mencapai 25,6 persen. Kami berupaya keras untuk menurunkan stunting hingga turun langsung ke pelosok desa,” tegas Tokoh Nahdliyin Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini.
Akan tetapi ditegaskanya bahwa ke depan prevalensi stunting Jatim masih harus terus diturunkan. Dan yang masih dibutuhkan adalah adanya pembimbingan lebih teknis kepada para kader untuk mengidentifikasi stunting di layanan kesehatan primer terdekat seperti posyandu, poskesdes dan posyankes yang lain.
Di sisi lain, Khofifah juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dubes Lakhdhir karena sangat komunikatif dan friendly.
“Beliau sangat ramah, dan sangat komunikatif. Sosok yang sangat menyenangkan. Kami berharap kolaborasi US dan Jawa Timur terus ditingkatkan ke depannya guna memberikan manfaat seluas-luasnya untuk kedua belah pihak khususnya bagi masyarakat Jawa Timur,” pungkas Khofifah. (Red)
Komentar