|
Menu Close Menu

Prediksi Terbaru Kekuatan Tiga Paslon di Pilkada Sidoarjo Versi ARC Indonesia

Sabtu, 10 Oktober 2020 | 11.02 WIB

Baihaki Siraj, Direktur Eksekutif ARC Indonesia 


lensajatim id Sidoarjo-
Pilkada Sidoarjo Tahun 2020 resmi diikuti oleh tiga pasangan calon. Pasangan nomor urut satu Bambang Haryo Soekartono-Taufikulbar, kemudian pasangan nomor urut dua ada Muhdlor Ali-Subandi, dan nomor urut tiga Kelana Aprilianto-Dwi Astutik.


Ketiga Paslon tersebut sudah mulai bergerak dengan berbagai kegiatan untuk mendapat simpati dan dukungan dari masyarakat Kabupaten Sidoarjo. Menurut Baihaki Siraj, Direktur Eksekutif Accurate Research & Consulting Indonesia (ARC Indonesia), Pilkada serentak 2020 ini baru pertama kali ditengah pandemi Covid 19. 


" Pilkada serentak ditengah pandemi Covid 19 ini menuntut Paslon harus bekerja ekstra, Sebab semua kegiatan banyak dibatasi, utamanya yang sifatnya tatap muka," urai Baihaki.


Tentu kondisi tersebut, membuat para calon menemui masyarakat dengan jumlah yang terbatas. " Sedang waktu pelaksanan Pilkada semakin dekat, sehingga pertemuan calon yang terbatas itu, membuat jangkauan calon itu tidak maksimal dalam menumui masyarakat pemilih," terang Baihaki. 


Disitulah kata Baihaki, dibutuhkan kemampuan Calon beserta timnya dalam memetakan pertemuan seperti apa dan pada kelompok apa yang bisa memiliki efek elektoral tinggi. " Setiap pertemuan langsung dengan masyarakat pasti ada efek elektoralkanya, tapi ada yang biasa-biasa saja, ada yang efek elektoral luar biasa," beber Baihaki.


Saat ditanyakan dari tiga Paslon Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, manakah yang sudah mampu melakukan hal tersebut. Baihaki menjawab dengan dipolomatis, bahwa Paslon Gus Muhdhlor- Subandi dan Paslon Kelana-Dwi Astuti gerakannya, cara menyapa masyarakat lewat pertemuan lebih berpotensi untuk mendapatkan dukungan masyarakat secara maksimal. 


Ketika disinggung posisi calon BHS-Taufik, Baihaki menjawab,bila gerakannya lumayan bagus, hanya saja itu tadi, soal pemetaan pendekatan yang memiliki efek elektoral tinggi dan biasa masih belum dilakukan dengan maksimal. Sehingga, dalam waktu yang semakin dekat bila tetap tanpa perubahan bisa tertinggal. " Sementara amatan kami begitu, soal detailnya nanti tunggu final hasil survei yang kami lakukan," pungkasnya.(Had)


Bagikan:

Komentar