|
Menu Close Menu

Ning Lia : Kartini Zaman Now Harus Berkarya Untuk Kemajuan Bangsa

Rabu, 21 April 2021 | 11.04 WIB

 

Lia Istifhama, Ketua Perempuan Tani HKTI Jatim (Dok/Istimewa)

lensajatim.id Surabaya- Setiap tanggal 21 April kita selalu memperingati Hari Kartini. 21 April 2021 ini, Hari Kartini selain bersamaan dengan Bulan Suci Ramadhan, juga masih dalam suasana pandemi Covid 19. Sehingga perayaan-perayaan Peringatan Kartini jauh dari kegiatan-kegiatan seremonial. Tapi lebih pada bagaimana meneladani semangat dan perjuangan Kartini. 


Untuk mengulas semangat perjuangan dan bagaimana idealnya Kartini masa kini atau istilah kerennya Kartini Zaman Now, berikut hasil wawancara redaksi dengan Lia Istifhama atau yang akrab disapa Ning Lia yang merupakan Ketua Perempuan Tani HKTI Jawa Timur. 


1. Redaksi : Menurut mbak Lia, Arti Kartini itu seperti apa?


Ning Lia : Ibu Kartini sangat dikenang dengan istilah ‘habis gelap terbitlah terang’. Sejarah menjelaskan bahwa Kartini merupakan sosok yang sangat inspiratif dan cerdas melihat kebutuhan zaman. saat ia menjalani tradisi pingitan yang memang lazim di masanya, justru ia terpancing untuk mengetahui kemajuan perempuan di negara lain. Meski usia masih 12 tahun, namun Kartini memiliki kepedulian tinggi, yaitu bagaimana memunculkan semangat kaum perempuan pribumi untuk berpikir maju. Maju disini adalah dari yang semula kurang peduli dengan pendidikan, menjadi lebih terbuka, lebih terang memandang urgensinya pendidikan.


2. Red : Bagaimana seharusnya sikap perempuan zaman sekarang sebagai kartini masa kini atau zaman now?


Ning Lia : Seharusnya, dengan kondisi sekarang dimana kita tidak terbelenggu penjajah, dengan semua situasi kemerdekaan, maka kita harus lebih leluasa memberikan kemajuan untuk bangsa. Dalam hal ini, membuat karya dan beragam tindakan yang positif yang bisa menjadi panutan generasi setelah kita. Sebagai contoh, kita yang notabene seorang ibu, perlu menjadi uswatun hasanah bagi anak. Kita beri edukasi dalam berbagai hal, semisal perilaku menjaga lingkungan sekitar, menjaga hubungan sosial dengan kerabat, teman dan tetangga. Intinya bagaimana kita turut membentuk pribadi anak yang baik dan bermanfaat bagi banyak orang. Secara umum, kita pun harus turut membangun agar anak bangsa generasi mendatang peduli dengan bangsanya. Jangan sampai perjuangan para pahlawan yang sudah mengangkat kemerdekaan, menjadi sia-sia akibat tidak dijaganya kemerdekaan oleh bangsanya sendiri.”


3. Red: Sebagai perempuan dengan peran ganda, bagaimana Ning Lia memerankan peran perempuan,  sebagai ibu, istri, dan perempuan yang bekerja?


Ning Lia : Dalam menjalankan multi peran, yang penting menjaga kualitas. Kualitas perhatian, komunikasi harus dibangun dalam semua aspek. Kita harus bisa memilah waktu dan kegiatan yang kita pilih dalam keseharian. Nah, dengan adanya kemajuan teknologi, maka bagaimana alat teknologi bisa mengefisienkan waktu dalam urusan kerjaan. Simpelnya kalau kata orang Surabaya, jangan jadi pribadi yang riweh, ribet, dan rempong.”


4. Red:  Di Bulan Ramadhan masa pandemi kedua ini, apa peran perempuan masa kini yang mencerminkan kartini masa kini?


Ning Lia : Cerminan karakter kartini adalah menjaga pembentukan ilmu dan karakter sosial-agama anak saat pembelajaran daring. Jangan sampai kita yang seorang ibu, luput dan tidak care dengan semua aspek kognitif tersebut. Karena berhentinya sekolah tatap muka selama setahun lebih ini, membutuhkan peran emas ibu agar tidak terjadi lost generation, yaitu generasi yang malas belajar dan anti sosial.


Lia Istifhama, Ketua PTHKTI Jatim bersama suami dan anaknya (Dok/Istimewa)


Profil : 

Nama : Dr. Lia Istifhama, M.E.I

Suami: M. Arief Fauzi

Anak : Heydar Aflazahir dan Fachri Akmal

Bagikan:

Komentar