|
Menu Close Menu

Sektor Pertanian Kurang Diminati Kaum Milenial

Kamis, 19 Januari 2023 | 07.08 WIB



Oleh Frengki Nur Holis

Lensajatim.id, Opini- Generasi muda di Indonesia kian tahun bertambah dan banyak sekali trend yang terus berkembang dikalangan milenial yang serba teknologi ini. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan terdapat 65,82 juta pemuda di Indonesia pada 2022. Jumlah itu setara dengan 24% dari total penduduk di tanah air sepanjang 2022. Pemuda millenial saat ini terlihat enggan menjadi petani bahkan banyak yang kurang paham tentang pertanian, mereka lebih cenderung memilih untuk kerja di industri, perkantoran dan perusahaan retail dibanding bercocok tanam. Hal ini pun sungguh sangat miris,seperti yang disampaikan oleh pemuda yang berstatus mahasiswa yang dibilang sangat minim pengetahuan tentang pertanian. " Saya banyak kurang paham tentang pertanian,tidak tahu menahu dan tidak terlalu minat untuk bertani sebab modal keuangan kurang ." ( Bimo / Mahasiswa) Ini sebagian pemuda yang terjadi dilingkungan peneliti yang lebih memilih untuk bekerja di bidang perkantoran.


Pemuda sering beranggapan bahwa menjadi petani belum bisa memberikan jaminan yang layak bagi kehidupannya. Banyak generasi milenial yang enggan atau tak bertahan dalam bertani saat ini. Peneliti mengatakan hal ini disebabkan kemudahan teknologi dan pendapatan petani yang kurang memuaskan.


Ditambah lagi pemerintah yang terus fokus impor beras secara besar besaran. Kemudahan teknologi tidak diimbangi dengan hasil pertanian saat ini. Petani masih banyak menggunakan teknik konvensional dan perawatan secara sederhana. Lebih miris lagi untuk mendapatkan pupuk sulit untuk didapati. 


Pertanian sangatlah penting ,mempunyai  peranan penting dalam kestabilan pangan di Indonesia dan mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian Indonesia yang akhirnya kesejahteraan rakyat tercapai.Disaat pernan sektor riil dan industri melemah, sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang terbukti masih dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Perlu kita ketahui sektor pertanian menyumbang sekitar 17,3% menempati posisi kedua sesudah industri pengolahan, dilihat dari kontribusinya dalam pembentukan PDB pada tahun 2022.


Masa depan pertanian Indonesia terancam dengan semakin berkurangnya minat generasi muda untuk terjun di bidang pertanian, banyak faktor pemicu menyebabkan anak muda enggan terjun ke sektor pertanian khususnya untuk pertanian pangan. Petani yang ada di desa yang dimana petani memiliki peran penting dalam berjalannya ekonomi nasional, tetapi justru kekurangan alternatif pendukung dalam keberlangsungan sektor pertanian di pedesaan. Permasalahan baru timbul dengan adanya perumahan yang kian merebak sehingga luas lahan garapan berkurang dan lahan menjadi kurang , hal ini  sebagai salah satu penyebab keengganan ini. 


Pembangunan desa akan sangat bergantung pada tenaga produktif, sehingga ketika tak ada lagi generasi muda muda yang mau mengerjakan lahan, maka kebutuhan pangan pasti akan disuplai dari luar.Anak-anak milenial . Masalah keterbatasan lahan, sumber daya manusia, dan regenerasi petani yang semakin berkurang menjadi isu peristiwa global termasuk di Indonesia, dimana sektor pertanian tidak lagi menarik minat generasi muda saat ini sehingga banyaknya petani berusia lanjut. 


Medan kerja yang serba diluar dibawah terik matahari untuk penghasilan yang tidak sebesar didapatkan di perusahaan. Millenial sekarang gengsi apabila terjun ke dunia pertanian dianggap kurang menjanjikan , dibuktikan dengan adanya data BPS menunjukan adanya penurunan presentase tenaga kerja di sektor pertanian yang akan dialami, krisis tenaga kerja akan menjadi masalah utama yang harus di selesaikan dengan meningkatkan aspek pertanian ini dengan berbagai cara. Menjadi petani mungkin tidak banyak yang terpikirkan oleh generasi muda yang hidup di era yang serba digital ini. Bekerja   di kantoran , dengan seragam lengkap dengan tanda pengenal , atau kerja di start-up ternama dengan beragam fasilitas menggoda tentunya.


Hari ini teknologi telah hadir di sektor Pertanian digital sendiri merupakan teknologi yang dapat memudahkan pengambilan keputusan secara praktis dan bermanfaat, sehingga manajemen risiko di bidang pertanian menjadi lebih mudah dan membantu meningkatkan potensi keuntungan secara berkelanjutan. Generasi muda adalah kunci, dan pertanian modern adalah solusi untuk menarik generasi muda untuk terlibat dalam bisnis pertanian. Generasi milenial terkenal dengan generasi yang ingin serba instant, cepat, dan mudah. Sifat ini sangat membahayakan di sektor pertanian karena pertanian di Indonesia belum menerapkan teknologi yang instant, cepat, mudah itu artinya Indonesia membutuhkan penerus petani ditahun yang akan datang dan harus ada regenerasi petani.  


Terakhir peneliti mengajak untuk kaum muda,terus belajar tentang pertanian ,berinovasi buat terobosan. Terus dikembangkan pengetahuan, motivasi, dan kebanggan akan profesi petani diperlukan. Agar disaat melaksanakan tugas – tugas profesinya dia tampak memilki keunggulan kompetisi dan kepercayaan diri atas profesi sebagai petani. Pemerintah telah menggenjot kepada kaum milenial untuk bertani . Kesempatan ini harus kita manfaatkan dan mengambil peran penting  . Anak muda lebih mudah untuk menggunakan teknologi lebih paham akan revolusi industri, proses moderenisasi dan pengolahan yang akan jauh lebih baik. Mari pemuda ambil kesempatan , buang jauh  rasa malas,ubah stigma kehidupan seorang petani bahwa petani mempunyai peranan penting di kehidupan bangsa. Muda bangga bertani,yang muda sukseskan ketahanan pangan, muda berani bertani. 


NB : Isi Tulisan sepenuhnya tanggung jawab dari penulis 

Bagikan:

Komentar