|
Menu Close Menu

Direktur ARCI Ungkap Peran Penting Lembaga Survei Dalam Pemenangan Calon Kepala Daerah

Minggu, 12 Mei 2024 | 13.56 WIB

Baihaki Sirajt, Direktur Eksekutif ARCI. (Dok/Had).

Lensajatim.id, Surabaya- Direktur Lembaga Survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI), Baihaki Sirajt, mengungkap peran penting sebuah lembaga survei dalam proses pemenangan calon kepala daerah. 


Menurut Baihaki, dalam setiap pemilihan kepala daerah, termasuk pemilihan bupati atau walikota lembaga survei memainkan peran yang sangat penting dalam memetakan pemenangan calon. Meskipun hasil akhir suatu pemilihan bergantung pada berbagai faktor, termasuk platform kampanye, kebijakan, dan dukungan politik.


Meskipun pada pemilu 2024 kapan lalu tercederai dengan “Fenomena vote buying” Atau politik uang , dan itu memang bukan sesuatu yang baru dalam setiap kontestasi di Negeri ini, akan tetapi fenomena ini bukan satu-satunya ukuran calon kandidat bisa memenangkan pertempuran politik yang ada di daerahnya.


" Kembali ke khittah h pada produk Ilmiah ( Lembaga Survei) sesungguhnya adalah tonggak dan alat ukur utama dalam menentukan Pemenangan pertarungan elektoral dalam kontestasi politik, karena lembaga survey akan memberikan pandangan, gambaran sekaligus pemetaan lapangan yang objektif tentang posisi dan potensi kandidat dalam kontestasi politik," papar Baihaki kepada media, Minggu (12/04/2024).


Masih kata Baihaki, sepanjang tahun 2022 sampai pada puncaknya 2024 telah banyak lembaga survei yang merilis hasil temuan terkait pemilu tahun 2024, baik popularitas dan elektabilitas partai politik, maupun calon presiden dan wakil presiden.


Misalnya, Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) yang merilis hasil survei pada awal Januari 2024 dengan judul “Meneropong Pilpres Satu Putaran “pada waktu itu elektabilitas Prabowo-Gibran di angka 58,4%. Di belakang Prabowo-Gibran ada Anies-Cak Imin (AMIN) 20,9%, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md 19,3%. , dan hasil finalnya sesuai ketok palu Di Mahkamah Konstitusi pemenangnya Presis dan sesuai dengan hasil teropong Riset ARCI yang di lakukan sebelumnya.


Menurutnya itu terbukti, hasil survei memiliki akurasi yang signifikansi terkait peta politik di Indonesia.


Pertama, hasil survei merupakan produk ilmiah, sehingga memiliki legitimasi. Hasil survei lebih dipercayai publik karena dilakukan dengan metode yang teruji dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, para pimpinan lembaga survei juga merupakan orang-orang yang kredibel di bidangnya.


Lebih lanjut, hasil survei tidak hanya memberikan kepercayaan bagi publik, namun juga bagi kandidat ataupun partai politik. Sebagai contoh, banyak sekali kasus di mana relawan memberikan data yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada partai politik maupun kandidat. Dampaknya, hasilnya pun tidak sesuai dengan realita. Oleh karena itu melalui hasil survei, data-data tersebut dapat dijadikan acuan bagi partai politik maupun kandidat dalam menghadapi pemilu dan pilkada


Kedua, hasil survei dapat meningkatkan kesadaran kandidat terkait popularitas dan elektabilitas. Sebagai contoh, salah seorang kandidat Bupati atau Walikota yang semula tidak memiliki niatan untuk ikut kontestasi di Pilkada 2024, ternyata berdasarkan hasil survei memiliki elektabilitas yang cukup tinggi. Alhasil, kandidat tersebut berubah pikiran dan berbagai partai politik pun mendekatinya agar dimajukan dalam pilkada 2024.


" Dan sebaliknya, kandidat yang memiliki niatan untuk maju dalam kontestasi pemilu, namun jika hasil survei menunjukkan angka yang tidak menjanjikan, maka kandidat tersebut dapat membuat strategi lain untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas," tandasnya.


Ketiga, hasil survei dapat menjadi data bagi partai politik dalam proses seleksi kandidat, baik legislatif , presiden maupun calon bupati/walikota . Gallagher and Marsh´s (1988) menyebutkan bahwa rekrutmen politik sebagai “secret garden of politics”. Hal ini didasarkan aturan internal partai di mana hak prerogatif untuk menentukan kandidat hanya dimiliki elit partai politik saja. Bahkan di beberapa partai politik, hak ini hanya dimiliki oleh ketua umum, sekretaris jenderal, dan badan pemenangan pemilu partai politik di tingkat pusat. Oleh karena itu, hasil survei dapat dijadikan rujukan bagi elit partai politik dalam menentukan kandidat. Dengan demikian, proses seleksi kandidat tidak hanya berdasarkan “kedekatan”, namun juga sesuai dengan realitas yang ada.



Keempat, hasil survei dapat membentuk opini publik dan memunculkan “bandwagon effect”. Ketika seorang kandidat mendapatkan hasil survei yang cukup tinggi, opini publik akan terbentuk bahwa kandidat tersebut yang akan memenangi pemilu. Alhasil, pragmatisme partai politik akan muncul dengan berusaha mendekatkan diri kepada kandidat tersebut. Lebih lanjut, hal ini akan memunculkan “bandwagon effect”, yaitu efek ikut-ikutan seseorang karena semua orang melakukannya terlepas dari bukti yang mendasarinya (Schmitt-Beck, 2015). Dengan begitu, pemilih yang semula belum menentukan pilihan, kini akan memilih calon yang paling berpotensi menang berdasarkan hasil survei.


" Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lembaga survei memiliki peran yang sangat penting dalam memetakan pemenangan kontestasi elektoral di semua tingkatan . Melalui pengumpulan data yang akurat dan analisis yang cermat, lembaga survei membantu memperkuat proses demokratisasi dan memastikan bahwa pemilihan dilakukan berdasarkan informasi yang terpercaya dan objektif," pungkasnya. (Had)

Bagikan:

Komentar