Oleh Sucipto
Lensajatim.id, Opini- Mahasiswa Universitas Terbuka (UT) kembali menunjukkan bahwa mereka adalah generasi muda yang memiliki potensi besar dalam menggerakkan perubahan, khususnya melalui inovasi di bidang ecopreneurship. Di tengah tuntutan global untuk menciptakan solusi berkelanjutan terhadap tantangan lingkungan, mahasiswa UT telah menjadi bagian dari agen perubahan dengan kreativitas dan inovasi yang layak diapresiasi. Mereka sudah bisa menentukan arah pada setiap ide bisnis yang mereka kembangkan.
Secara tidak langsung ecopreneurship telah menjadi wadah bagi mahasiswa UT untuk menciptakan peluang usaha berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Dari produk-produk ramah lingkungan hingga pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan, inovasi mereka mampu menghadirkan solusi konkret bagi isu-isu lingkungan yang menjadi isu strategis pada saat ini.
Mahasiswa UT yang berpartisipasi dalam Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo 2024 di Universitas Halu Oleo Kendari membawa konsep socio-ecopreneurship, di mana mereka tidak hanya memikirkan keuntungan bisnis, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan. Ide dasar mereka berdasarkan fakta di lapangan yang menekankan pada kebutuhan lokal namun mampu diadaptasi untuk skala global. Beberapa judul antara lain, Pengembangan budidaya ayam kampung yang terintegrasi dengan tanaman sayuran dan aneka olahan daging organik nya VayFarm. Kelompok ini berdasarkan proposal dan poster yang dibuat mencoba implementasi pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah organik, mengurangi impor daging ayam, serta memberdayakan tenaga kerja lokal untuk mendukung ketahanan pangan dan ekosistem berkelanjutan di Indonesia.
KhA Polyculture Garden dengan merupakan system bercocok tanam yang mengintegrasikan berbagai jenis tanaman dalam satu lahan untuk memaksimalkan produktifitas lahan yang ada. Tagline yang coba diangkat adalah Building a Sustainable Future with Polyculture Innovation. Yang terakhir Glapico Oil adalah produk untuk kulit. Bahan utama produk ini dari Daun Gamal (Gliricidia Sepium) dan Minyak Kelapa Murni (Virgin Cucunot Oil) yang berasal dari Indonesia.
Hadirnya produk-produk mahasiswa UT di atas menjadi bukti bahwa mereka siap menjadi bagian dari solusi dalam upaya pembangunan berkelanjutan. Namun, kreativitas dan inovasi dukungan penuh dari berbagai pihak. Apresiasi yang lebih besar harus diberikan kepada mahasiswa UT yang telah berani menciptakan bisnis berbasis keberlanjutan. Selain itu, mereka juga memerlukan support system yang kuat, baik dari pihak kampus, pemerintah, maupun industri. Dukungan ini bisa berupa akses yang lebih mudah ke modal, program inkubasi bisnis, pelatihan intensif, hingga koneksi internasional yang dapat membuka peluang bagi mereka untuk memperluas sayap hingga ke panggung global.
Aksi yang dilakukan mahasiswa UT untuk membawa perubahan positif melalui ecopreneurship tidak hanya layak diapresiasi tetapi juga diperkuat dengan kolaborasi strategis. Pencapaian mereka saat ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, mahasiswa UT memiliki kapasitas untuk bersaing di tingkat internasional. Sebagai institusi pendidikan terbuka yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, UT memiliki tanggung jawab untuk terus mendorong pertumbuhan dan pengembangan talenta-talenta ini agar mereka dapat berkontribusi secara nyata pada pembangunan berkelanjutan, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di panggung global.
Kreativitas yang tak terbatas dan semangat yang tinggi, mahasiswa UT siap menjadikan ecopreneurship sebagai kekuatan baru dalam menciptakan dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dengan dukungan yang penuh, tidak ada yang mustahil bagi mereka untuk membawa inovasi lokal ini menuju kancah internasional, menciptakan perubahan nyata yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.
(* Penulis adalah Dosen Pariwisata Universitas Terbuka Surabaya
Komentar