|
Menu Close Menu

Generasi Muda dan Kemandirian Finansial: Saatnya Bangun dari Mimpi Konsumtif

Sabtu, 03 Mei 2025 | 12.41 WIB

Seminar Pra-Wisuda Universitas Terbuka (UT) Surabaya di Surabaya.(Dok/Laura). 
Lensajatim.id, Surabaya – Gaya hidup mewah di media sosial sering kali menjadi standar baru bagi generasi muda. Namun, dalam seminar bertema “Unleashing The Secrets to Financial Success”, Prof. Dr.Dra.ec. Liliana Inggrit Wijaya, M.M., CFP, QWP, CRP, CIB., - dosen sekaligus praktisi keuangan mengajak para peserta untuk membuka mata lebar-lebar: bahwa kemandirian finansial bukan tentang terlihat kaya, melainkan tentang menjadi kaya dengan cara yang bijak.


Dengan gaya penyampaian yang komunikatif dan penuh refleksi, Liliana menyentil fenomena “look rich but not being rich” yang kini banyak menjebak generasi milenial dan Gen Z. “Saat ini, anak muda justru menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Tapi sayangnya, 60% dari mereka masih terjebak dalam pola konsumsi demi pencitraan,” ungkapnya, Sabtu (03/05/2025). 


Meski literasi digital Indonesia telah mencapai angka 65,43%, kemampuan mengelola keuangan pribadi masih menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, Liliana memperkenalkan prinsip money at work—konsep di mana uang yang bekerja untuk kita, bukan sebaliknya. "Langkah awalnya adalah dengan mengecek kesehatan keuangan kita," ujarnya lugas.


Dalam paparannya, ia membagikan beberapa strategi untuk memulai transformasi finansial, di antaranya:


1. Mengenali sumber pemborosan yang sering kali tidak disadari.

2. Mengubah pola belanja impulsif menjadi belanja yang terencana dan penuh kesadaran.

3. Membedakan antara bersikap hemat dan sekadar pelit.

4. Menerapkan budgeting dan mengatur arus kas secara konsisten.


Salah satu poin penting yang banyak membuka wawasan peserta adalah konsep “sisih vs sisa”. Alih-alih menabung dari uang yang tersisa, Liliana menyarankan untuk menyisihkan terlebih dahulu sebelum membelanjakan. “Menabung tidak harus menunggu gaji besar. Yang penting adalah konsistensi dan kesadaran,” tegasnya.


Sebagai bekal awal, peserta juga diajak untuk membangun kebiasaan-kebiasaan kecil yang bisa berdampak besar dalam menciptakan kedisiplinan finansial. Sebuah good habit starter pack yang dirancang agar mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Dengan semangat edukatif dan inspiratif, seminar ini menjadi pengingat bahwa kunci kemandirian finansial bukan terletak pada seberapa besar penghasilan, tapi pada seberapa bijak kita mengelolanya. Atau seperti yang Liliana sampaikan dengan penuh makna di akhir sesi:


“Yang perlu diperbaiki adalah gaya hidup. Jangan bermimpi saat Anda tertidur, tapi bermimpilah saat mata Anda terbuka.” (Lau) 

Bagikan:

Komentar