![]() |
Lia Istifhama, Anggota DPD RI asal Jawa Timur.(Dok/Istimewa). |
Merespons temuan tersebut, Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama menilai hasil itu bukan sesuatu yang mengejutkan. Menurutnya, tingginya kepercayaan terhadap Presiden mencerminkan karakter kepemimpinan Prabowo yang tegas, adaptif, dan mampu merangkul berbagai generasi.
“Pak Prabowo bukan hanya simbol ketegasan, tapi juga pemimpin yang responsif dan terbuka terhadap aspirasi rakyat. Ini yang membedakan beliau dari banyak pemimpin lain—tegas tapi tidak kaku, terbuka tapi tetap pada prinsip,” tegas Ning Lia, sapaan akrabnya, Selasa (25/6/2025).
Ia menilai, kepemimpinan Prabowo mampu menjawab langsung berbagai tantangan bangsa. Dari isu ketahanan pangan, pemenuhan gizi nasional, hingga diplomasi pertahanan yang memperkuat posisi Indonesia di kancah global—semuanya dijawab dengan kebijakan yang konkret.
“Kebijakan makan siang gratis, penguatan cadangan logistik nasional, dan pengembangan ekonomi pedesaan melalui koperasi rakyat adalah bukti nyata keberpihakan beliau terhadap wong cilik. Presiden tidak hanya bicara, tapi bekerja dan menyentuh langsung kebutuhan rakyat,” ungkapnya.
Lebih jauh, Ning Lia menyoroti bagaimana Prabowo juga mampu membangun kedekatan emosional dengan generasi muda. Meskipun berlatar militer, Prabowo dinilai mampu membaur dan diterima di kalangan Gen Z.
“Prabowo itu militer, tapi gayanya bisa diterima anak muda. ‘Gemoy’ bukan sekadar julukan, tapi simbol keterbukaan dan kemampuan beradaptasi di era digital. Ini kekuatan soft power yang jarang dimiliki pemimpin lain,” tutur Ning Senator Idola tersebut.
Ia menyebut kombinasi antara ketegasan militer dan kecerdasan sipil dalam diri Prabowo menjadi modal penting di tengah situasi geopolitik dan ekonomi global yang serba tidak pasti.
Namun di sisi lain, hasil survei IPO juga menyoroti lemahnya kepercayaan publik terhadap beberapa lembaga politik seperti DPR RI, KPU, dan partai politik yang berada di tiga posisi terbawah dari 15 lembaga yang diukur.
Menanggapi hal ini, Lia tak menutup mata. Ia menegaskan bahwa rendahnya kepercayaan tersebut harus menjadi alarm keras bagi institusi politik untuk segera berbenah.
“Kalau presiden bisa meraih hampir 98 persen karena kerja nyatanya, maka lembaga politik jangan hanya sibuk wacana dan pencitraan. Butuh reformasi substantif, bukan sekadar kosmetik kelembagaan,” tegasnya.
Senator yang dikenal aktif menyuarakan isu keumatan dan keperempuanan ini juga menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan nasional agar tetap berada di jalur keberpihakan pada rakyat.
“Prabowo punya peluang besar mencatatkan legacy sebagai pemimpin perubahan. Tugas kita di DPD adalah menjadi mitra kritis sekaligus konstruktif dalam mengawal visi besar tersebut agar benar-benar sampai ke rakyat,” pungkas Ning Lia. (Had)
Komentar