|
Menu Close Menu

Hari Ibu 2025, Ketua Umum IKAWIGA Nilai Ibu sebagai Pilar Utama Pembangunan Kualitas Generasi

Senin, 22 Desember 2025 | 14.48 WIB

 

H. Mohammad Supriyadi, Ketua Umum IKAWIGA Malang.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Malang — Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Widya Gama (IKAWIGA) Malang, H. Mohammad Supriyadi, menegaskan bahwa peringatan Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember tidak semestinya dimaknai sebagai kegiatan seremonial belaka. Menurutnya, Hari Ibu memiliki makna mendalam sebagai bentuk penghargaan tertinggi atas peran strategis dan kontribusi besar seorang ibu dalam keluarga, masyarakat, dan pembangunan bangsa.


Hal tersebut disampaikan Supriyadi saat menyampaikan ucapan Hari Ibu kepada keluarga besar alumni Universitas Widya Gama Malang, Senin (22/12/2025).


“Hari Ibu adalah momentum refleksi. Ini bukan sekadar perayaan simbolik, melainkan pengingat tentang betapa besar peran seorang ibu dalam membentuk karakter, nilai moral, serta ketangguhan generasi penerus bangsa,” ujar pria yang akrab disapa Supri itu.


Ia menekankan bahwa peran ibu tidak hanya terbatas pada lingkup domestik, tetapi juga mencakup kontribusi nyata dalam kehidupan sosial, pendidikan, hingga ekonomi. Menurutnya, kemajuan sebuah bangsa tidak bisa dilepaskan dari kualitas perempuan, khususnya ibu, sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.


Supriyadi juga mengutip ungkapan tentang besarnya cinta seorang ibu sebagai sumber kekuatan yang mampu melahirkan ketangguhan luar biasa.


“Cinta seorang ibu adalah bahan bakar yang memampukan manusia biasa melakukan hal-hal yang mustahil. Terima kasih telah menjadi sumber energi selama ini. Selamat merayakan hari penuh kasih ini,” ucapnya.


Lebih lanjut, Ketua Umum Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) Jawa Timur itu menegaskan bahwa penghormatan terhadap ibu harus diwujudkan secara rasional dan berkelanjutan, bukan hanya melalui ucapan, tetapi juga melalui kebijakan, budaya, dan sikap sehari-hari.


Menurut Supri, secara rasional, penghargaan terhadap peran ibu menjadi penting karena ibu memiliki peran kunci dalam pembangunan sumber daya manusia. Ibu yang berdaya, berpendidikan, dan sejahtera akan melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan berakhlak.


“Jika kita ingin membangun bangsa yang kuat, maka investasi terbaik adalah memastikan perempuan dan para ibu mendapatkan ruang, perlindungan, dan penghargaan yang layak. Ini bukan isu emosional semata, melainkan kebutuhan strategis dalam pembangunan nasional,” tegasnya.


Ia menambahkan, alumni perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral untuk ikut mendorong kesadaran tersebut, baik melalui keteladanan di keluarga, kontribusi sosial, maupun dukungan terhadap program-program pemberdayaan perempuan.


Dengan momentum Hari Ibu, Supriyadi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan penghormatan kepada ibu sebagai nilai yang hidup dalam keseharian, bukan hanya dirayakan setahun sekali.


“Memuliakan ibu berarti memuliakan kehidupan itu sendiri. Dan itu harus dimulai dari sikap kita hari ini, bukan hanya dari seremoni,” pungkasnya. (Red) 

Bagikan:

Komentar