|
Menu Close Menu

Kesepakatan Islah PBNU di Lirboyo Jadi Titik Temu, PWNU Bangka Belitung Apresiasi Keteladanan Kiai Sepuh

Kamis, 25 Desember 2025 | 22.49 WIB

KH. Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU bersama Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat dalam acara di Ponpes Lirboyo, Kediri.(Dok/(Istimewa). 
Lensajatim.id, Surabaya– Dinamika internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menemukan titik temu setelah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mencapai kesepakatan islah. Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Kamis (25/12/2025), dan dinilai sebagai langkah strategis untuk meredam perbedaan sekaligus memperkuat persatuan jam’iyah Nahdlatul Ulama.


Pertemuan yang dihadiri para Mustasyar dan kiai sepuh NU itu berlangsung khidmat dan sarat makna. Islah antara dua pucuk pimpinan PBNU dipandang sebagai fondasi penting dalam menjaga marwah organisasi serta memastikan NU tetap solid menghadapi berbagai tantangan keumatan dan kebangsaan di masa mendatang.


Respons positif atas kesepakatan tersebut datang dari berbagai unsur struktural NU. Salah satunya disampaikan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kepulauan Bangka Belitung, Dr. KH Masmuni Mahatma. Ia menilai pertemuan di Lirboyo sebagai momentum bersejarah bagi perjalanan NU memasuki abad kedua.


“Rapat Mustasyar dan sesepuh di Lirboyo yang menghadirkan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU ini patut diabadikan dalam sejarah. Ini rapat yang layak dicatat sebagai titik pijak Abad ke-2 NU. Rapat yang sakral dan menginspirasi generasi,” ujar Masmuni dalam keterangannya, Kamis (25/12/2025) malam. 


Menurut Masmuni, hasil pertemuan tersebut perlu disyukuri dan diinternalisasi oleh seluruh lapisan jamaah NU. Ia menegaskan bahwa islah yang dicapai mencerminkan keteladanan para kiai dalam mengedepankan kemaslahatan jam’iyah di atas kepentingan lainnya.


“Ini harus disyukuri dan diinternalisasi oleh seluruh lapisan jamaah NU. Ini ilustrasi keteladanan dari dan untuk kemaslahatan jam’iyah. Mari kita syukuri dan jadikan momentum ini untuk mengedukasi diri, baik sebagai muharrik, penghidmah, maupun jamaah,” tuturnya.


Lebih lanjut, Masmuni menyampaikan apresiasi dan rasa takzim kepada para kiai sepuh, Mustasyar, Rais Aam, serta Ketua Umum PBNU yang dinilainya cepat menghadirkan solusi berbasis nilai-nilai keteladanan dalam kehidupan berjam’iyah.


“Kami dari PWNU Kepulauan Bangka Belitung sungguh takzim dan sangat apresiatif atas ikhtiar kiai-kiai sepuh, para Mustasyar, Rais Aam, dan Ketua Umum PBNU yang cepat menyuguhkan solusi berbasis keteladanan jam’iyah. Semoga ini menjadi pencerahan sekaligus energi konstruktif bagi generasi NU ke depan,” tegasnya.


Kesepakatan islah PBNU di Lirboyo tersebut diharapkan menjadi penguat konsolidasi internal NU, sekaligus menegaskan peran strategis organisasi sebagai perekat umat dan penjaga nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah di tengah dinamika sosial dan kebangsaan. (Had) 

Bagikan:

Komentar