|
Menu Close Menu

Reshuffle Kabinet Jilid I di Periode Kedua

Selasa, 22 Desember 2020 | 22.38 WIB



Oleh : Ach Wildan Al Faizi


Akhirnya presiden Jokowi bersama wakil presiden KH. Ma'ruf amin resmi mengumumkan perombakan kabinet jilid I di periode kedua tepat di hari selasa 22 Desember 2020. Dan akan dilantik pada hari "Rabu Pon" 23 Desember 2020.


Dalam melakukan reshuffle kabinet, Diakui atau tidak presiden perlu melihat dan mempertimbangkan dua hal penting yaitu secara politik maupun secara kinerja. Pertimbangan politis, diambil dalam rangka untuk merangkul mereka yang selama ini dianggap bersebrangan. Atau mengajak kader partai lain dengan tujuan untuk memperkuat koalisi pemerintah. Walaupun sebenarnya figur yang disodorkan tidak punya background atau latar belakang yang nyambung dengan kementerian yang dituju, namun demi kestabilan pemerintahan bisa saja langkah ini diambil presiden.


Sementara, apabila presiden mengangkat menteri berdasarkan pertimbangan kinerja, maka yang diambil adalah figur-figur yang tidak berkaitan dengan kepentingan politik manapun. Sehingga keberadaannya di kabinet murni untuk memperbaiki kinerja di kementerian tersebut. Terlepas yang bersangkutan kader partai atau tidak.


Dalam reshuflle kali ini, ada 6 menteri baru yaitu Tri Rismaharini, Sandiaga Salahuddin Uno, Muhammad Lutfi, Wahyu Sakti Trengggono, Budi Gunadi Sadikin, Yaqut Cholil Qoumas.


Seperti yang diprediksi jauh-jauh hari sebelumnya, bahwa walikota surabaya akan ditempatkan sebagai menteri sosial menggantikan Juliari Batubara yang terlibat kasus hukum. Nampaknya, PDIP sudah mengunci rapat kementerian ini agar tak lari kemana-mana. Bu Risma adalah pilihan yang tepat untuk memperbaiki citra Kementerian sosial yang telanjur dikesankan "Negatif" oleh publik akibat adanya korupsi dana Bansos COVID. Terpilihnya Bu Risma juga berdampak pada citra PDIP yang ikut tercoreng dengan kasus yang menimpa mantan wakil bendahara umum DPP PDIP tersebut. Karena itu, tugas berat tentu sudah menanti Bu Risma.


Begitu pun posisi menteri kesehatan yang akhirnya jatuh pada anak Ali Sadikin yaitu Budi Gunadi Sadikin. Seperti yang kita ketahui bersama, Sepanjang tahun 2020 ini menteri kesehatan yg paling banyak disorot publik. Apalagi ditengah pandemi covid-19. Dengan hadirnya orang baru, diharapkan mampu memperbaiki kinerja di kementerian kesehatan.


Muhammad Lutfi bukan orang baru di kementerian perdagangan, sebab di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mantan Dubes Amerika ini juga pernah menjadi menteri perdagangan menggantikan Gita Wirjawan. Namanya sejak lama sudah di prediksi bakal mengisi pos yang saat itu diisi oleh kader PKB Agus Suparmanto. Tugas berat ada dipundaknya, butuh kerja keras dan inovasi untuk menyelamatkan ekonomi khususnya di sektor perdagangan guna mendorong ekonomi kita akibat pandemi ini.


Sementara itu, Wakil menteri pertahanan Sakti Wahyu Trenggono diberi tugas baru oleh presiden untuk menggantikan posisi mantan kader gerindra yang tersangkut kasus OTT benih lobster di Kementerian Kelautan dan perikanan. Mantan Bendahara TKN Jokowi-Maruf ini tentu harus bekerja keras agar kementerian yang pernah dipimpin oleh Ibu Susi Pudji Astutik kembali mendapatkan apresiasi publik.


Memilih Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif adalah langkah yang sangat tepat. Walaupun sedikit mengejutkan, Sebab kinerja wisnutama sebagai menteri Menparekraf sebelumnya cukup bagus dan baik. Bang Sandi, memang punya basic di bidang ekonomi kreatif. Dengan gerakan OK-OCE, Bang Sandi bisa menggerakan ekonomi masyarakat bawah. Dengan menjabat sebagai menteri pariwasata dan ekonomi kreatif, Bang Sandi diharapkan mampu meningkatkan sekaligus memulihkan ekonomi kreatif khususnya dibidang pariwisata.


Secara umum, reshuffle jilid satu ini tidak ada yang "WAH". Namun, ada satu kejutan yang tak pernah dipikirkan sama sekali. Yaitu terpilihnya Gus Yaqut sebagai menteri Agama. Memang, bukan Jokowi namanya kalau tdk membuat kejutan demi kejutan dalam setiap akrobat politiknya.


Gus Yaqut selama ini dikenal sebagai tokoh muda yang selalu tegas dan keras kepada kelompok-kelompok intoleran dan radikal. Apalagi yang bersangkutan berlatar belakang sebagai kader Nahdlatul Ulama. Tentu ada pesan yang ingin disampaikan Presiden Jokowi atas penunjukan Gus Yaqut sebagai Menteri agama yaitu untuk merajut kembali benang kebhinekaan kita.


Namun, tugas menteri agama sesungguhnya tidak hanya soal radikalisme dan intoleran belaka. Yang lebih penting dari itu, sesungguhnya bagaimana lembaga pendidikan yang ada di lingkungan kementerian agama mendapatkan perhatian lebih dari negara. Misalnya dengan adanya UU pesantren, seharusnya negara benar-benar hadir dalam memajukan pendidikan di pondok pesantren yang selama ini cenderung dianak tirikan. Kementerian agama kedepan juga perlu kiranya memperhatikan para guru madrasah, guru ngaji dan para tokoh-tokoh agama.


Selamat Bekerja Pak Menteri dan Bu Menteri



Direktur Pascasarjana Institut Kariman Wirayudha (INKADHA), Kabupaten Sumenep

Bagikan:

Komentar