|
Menu Close Menu

Gus Hamid Dorong Berdirinya Koperasi MUI Se-Madura, Begini Tanggapan Pejabat Bakorwil Pamekasan

Sabtu, 22 Mei 2021 | 08.21 WIB


Dr. K.H. Abdul Hamid, Wakil Ketua Komisi Pengembangan Ekonomi Umat MUI Jatim saat memberikan Cinderamata pada Firman Syah Ali, Kepala Bidang Kemasyarakatan Bakorwil Pamekasan (Dok/Istimewa)


lensajatim.id Surabaya-
Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo Dr KH Abdul Hamid Wahid yang akrab disapa Gus Hamid dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua Komisi Pengembangan Ekonomi Umat  Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur (KPEU MUI Jatim) kemarin memimpin Rapat Koordinasi Program KPEU MUI se eks Karesidenan Madura di Gedung Bakorwil Pamekasan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Jumat (21/05/2021).


Rapat tersebut dihadiri oleh Koordinator Pengembangan Pesantrenpreneur OPOP Jatim KH Alaikal Fajri, Sekretaris KPEU MUI Fatin Fadhilah Hasib, Ketua Pusat Koperasi Syariah Syirkah Mu'awanah (Puskopssim) NU Jatim KH Arifin Hamid, Direktur Eksekutif KPEU Paryono Nur Abdillah, Kabid Kemasyarakatan Bakorwil Pamekasan Firman Syah Ali, pihak Bank Jatim Syariah, serta utusan Pengurus MUI Kabupaten se eks Karesidenan Madura. 


Rapat koordinasi tersebut dibuka secara resmi oleh Kabid Kemasyarakatan Bakorwil Pamekasan Firman Syah Ali. Dilanjutkan dengan paparan Wakil Ketua KPEU MUI Jatim KH Abdul Hamid Wahid, paparan pimpinan Bank Jatim Syariah dan tanya jawab.


Dalam paparannya, Gus Hamid mendorong MUI se-Madura untuk membentuk KPEU, Koperasi MUI serta Display produk halal UMKM. 


Gus Hamid menambahkan bahwa Pembangunan Ekonomi Umat yang dilakukan oleh MUI se Madura hendaknya disinergikan dengan lintas jejaring pemberdayaan ekonomi umat di luar MUI, seperti OPOP, Hebitren, Asosiasi UMKM dan lain-lainnya.


Kepala Bidang Kemasyarakatan Bakorwil Pamekasan yang sekaligus merupakan Bendahara Umum PW IKA PMII Jatim Firman Syah Ali menyambut positif motivasi dari KPEU MUI Jatim tersebut. 


Pengurus Harian LP Ma'arif NU Jatim yang akrab disapa Cak Firman tersebut menyampaikan bahwa sejarah perjuangan Islam selalu diawali dengan gerakan ekonomi, Rasulullah SAW berdagang dulu kemudian berdakwah, Walisongo berdagang dulu baru berdakwah, Ulama Aswaja Nusantara ber-Nahdlatut Tujjar dulu baru ber-Nahdlatul Ulama, Sarekat Dagang Islam dulu baru Sarekat Islam. Jadi urutan Jihadnya dimulai dari Jihad ekonomi dulu, baru jihad sosial budaya, jihad pendidikan, jihad kesehatan serta jihad politik.


"Ikhtiar KPEU MUI Jatim hari ini merupakan bagian dari Jihad Ekonomi. Harapan kita Ekonomi kuat, Ibadah Mantap. Semoga lancar dan sukses perjuangan KPEU MUI Jatim, kami siap bersinergi" pungkas Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP) IKA PMII ini. (Had)

Bagikan:

Komentar