|
Menu Close Menu

Penutupan Pasar Hewan Saat PPKM Darurat, PPSDS Jatim Desak Pemerintah Bijak dan Solutif

Sabtu, 17 Juli 2021 | 15.44 WIB

Muthowif, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar  (PPSDS) Provinsi Jawa Timur (Dok/Istimewa)


lensajatim.id Surabaya- Kebijakan beberapa pemerintah daerah di Jawa Timur, menutup pasar hewan saat pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mendapat reaksi keras dari Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur 


Muthowif, selaku Ketua PPSDS Jawa Timur mengaku kecewa dengan kebijakan tersebut.  " Kami sangat kecewa mendengar kabar tersebut," terang pria yang akrab disapa Thowif ini saat dikonfirmasi. Sabtu (17/07/2021).


Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur ini menuturkan, bila pihaknya mendukung program pemerintah terkait PPKM Darurat. Tetapi, dalam menjalankan program tersebut, kata Thowif harusnya pemerintah juga  bijak dan solutif. 


Artinya, lanjut Thowif, pasar hewan tetap di buka, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk menghindari penularan Covid 19. Sebab, kata Thowif, dengan ditutup bisa saja malah membuat para pedagang membuka lapak di tempat yang tidak semestinya, malah juga rentan tidak memenuhi prokes. 


Apalagi, jelang Idul Adha merupakan momentum tahunan bagi para pedagang untuk mengais rejeki. "Makanya saya berharap pemerintah bijak, kasihan pedang, mereka berdagang juga untuk kebutuhan ekonomi keluarga, sekarang ekonomi lagi sulit, ayolah kasihani masyarakat," terangnya.


Disinggung, soal transaksi secara online, Thowif menjawab bila belum semua pedagang bisa melakukan itu. " Rata-rata pedang sapi itu dari desa, sepuh, tidak semuanya sudah melek teknologi, sehingga belum semuanya bisa transaksi online, meski sebagian mungkin bisa, tapi tidak semua," tandasnya. 


Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah menjalankan peraturan selama PPKM Darurat itu lebih bijak lagi, lebih humanis dan mengedepankan solusi yang tidak merugikan masyarakat. 


Thowif juga berharap pemerintah melakukan pengecekan lapak-lapak dadakan dipinggir jalan. " Jelang idul adha ini biasanya banyak lapak dadakan dipinggir jalan, menurut kami itu perlu dilokalisir juga, biar keberadaannya tidak menggangu," pungkasnya. 


Seperti diberitakan sebelumnya, Satgas Covid 19 Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mengeluarkan keputusan  menutup pasar hewan di daerah tersebut. 


Menurut Kapolres Sumenep Ajun Komisaris Besar Rahman Wijaya, mengatakan penutupan hanya dilakukan untuk pasar hewan. Sementara, pasar palawija tidak ditutup karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan harian.


Keputusan penutupan itu merupakan kesepakatan dalam rapat koordinasi Forkopimda setempat. Para pedagang hewan diminta untuk melakukan jual-beli secara online untuk menghindari kerumunan.  


Sementara itu, dikonfirmasi secara terpisah, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur  terkait kebijakan tersebut mengaku itu bergantung dari kebijakan daerah masing-masing. " Soal penutupan pasar itu tergantung dari kebijakan Kabupaten/Kota masing-masing menyesuaikan dengan PPPKM Darurat ini," tukas drh.Diana Devi MKes, selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, saat dikonfirmasi beberapa waktu yang lalu. (Had/Red)

Bagikan:

Komentar