|
Menu Close Menu

Ketuk Pintu Hati Bos Trans Icon, Warga Gayungan Surabaya Gelar Istiqhosah

Senin, 06 September 2021 | 05.04 WIB

Puluhan Warga Kelurahan Gayungan, Surabaya saat menggelar Istiqhosah dan Pembacaan Sholawat di Sekitar Pembangunan Trans Icon (Dok/Istimewa)


lensajatim.id Surabaya - 
 warga Warga Kelurahan Gayungan yang merasa terdampak dengan proyek pembangunan Trans Icon di Kota Surabaya terus melakukan protes. Kali ini puluhan warga Kelurahan Gayungan RT 01RW 01 Kecamatan Gayungan Kota Surabaya menggelar istighosah di dekat lokasi pembangunan Trans Icon, Minggu (05/09/21).


Istighosah dan pembacaan Sholawat dihadiri oleh puluhan warga sekitar sebagai bentuk protes  atas pembangunan Trans Icon yang dinilai tidak menghiraukan dampak lingkungan dan dampak sosial.


Dalam istighosah tersebut, Ketua RT 01 RW 01 Retno, saat memberikan sambutan mengatakan tidak semua warga diundang, karena sebelumnya ada himbauan dari polsek setempat untuk tetap mematuhi prokes.


"Iya, sebenarnya ini banyak yang diundang, cuman karena ada perintah dari polsek gayungan untuk membatasi kegiatan ini, karena masih masa PPKM Darurat," jelas Retno kepada Lensajatim.id. Minggu (05/09/21).


ia menambahkan kegiatan tersebut bertujuan  untuk memikirkan idealitas warga sekitar, "Dampak pembangunan Trans Icon ini sangat luar biasa, dimana banyak sumur yang kering, banyak rumah warga yang retak, debu beterbangan kemana-mana, apalagi sampah-sampah berserakan dimana-mana," bebernya.


Menurutnya Kontraktor dari pembangunan Trans Icon ini juga dinilai asal-asalan dalam melakukan analisa dampak sosial dan analisa mengenai dampak lingkungan.


"Selain dampak sosial, dari segi dampak lingkungan, dibangunnya proyek maka areal resapan akan berkurang dan dipastikan berpengaruh terhadap sumber air tanah di sekitarnya," lanjutnya. 


Sementara Aan Ainur Rofiq, S.T., S.H. selaku Ketua RT 02 RW 01 menegaskan apabila sebuah proyek tanpa rumusan kebijakan yang berwawasan lingkungan, pembangunan akan membawa dampak buruk pada kualitas lingkungan hidup.


“Penyediaan infrastruktur tidak semata-mata dilihat dari sudut komersial profit, tetapi harus dilihat terutama dari manfaat dan benefit bagi rakyat,” kata pria yang akrab di sapa Aan saat ditemui dilokasi.


Pembangunan ini, kata Mantan Aktifis PMII bisa menimbulkan dampak yang tidak sedikit , dan pemahaman masyarakat terhadap perlindungan lingkungan belum mengarah pada kemungkinan-kemungkinan dampak kerusakan pada jangka yang panjang.


“Dampak yang muncul dalam tahap konstruksi adalah perubahan kohesi sosial yang tidak bisa dihindari. Dampak lain adalah ketidaksiapan masyarakat yang lahannya terkena pembangunan Trans Icon dan kondisi tersebut tidak diantisipasi oleh pemrakarsa maupun pelaksana pembangunan ini,” jelasnya.


Untuk itu, ia menyarankan agar pengelola pembangunan ini selaku pelaksana pembangunan serta pihak-pihak terkait lebih memperhatikan dampak lingkungan hidup dan sosial yang diakibatkan kegiatan pembangunan juga memperkuat perlindungan lingkungan hidup.


“Peningkatan pemahaman lingkungan hidup memerlukan kerja sama dan dukungan seluruh pihak, sehingga perlu menghidupkan kembali peran masyarakat dan pihak Trans Icon yang berwawasan lingkungan hidup dalam pembangunan,” tutupnya. (Lim).

Bagikan:

Komentar