![]() |
Purnawiyata dan Haflatul Imtihan Yayasan Al-Hidayah di Desa Masaran, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.(Dok/Istimewa). |
Acara dibuka dengan iring-iringan drum band dari Balai Desa Masaran menuju kompleks Yayasan Al-Hidayah, diiringi lantunan musik Islami dan lagu-lagu nasional. Puncak pembukaan ditandai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, menciptakan suasana khidmat yang mengajak para hadirin merenung dan menyatukan hati kepada Sang Ilahi.
Yayasan Al-Hidayah sendiri telah berdiri sejak 1987 di bawah kepemimpinan KH. Abu Sa’ed, B.A. Lembaga ini memiliki visi membentuk generasi beriman, bertakwa, berakhlak karimah, serta berbudaya lingkungan melalui pendidikan jenjang PAUD, MI, dan MTs.
Kepala MTs Al-Hidayah, Akhmad Efendi, S.Pd., menyebutkan bahwa acara ini merupakan bentuk apresiasi atas kerja keras siswa, guru, dan dukungan penuh dari wali murid. "Setiap penampilan kami rancang dengan penuh makna, mulai dari tarian tradisional yang menggambarkan suasana panen raya tembakau, hingga pentas drama dengan pesan edukatif," ujarnya.
Hal senada disampaikan Kepala MI Tarbiyatul Kirom, Raswi, S.Pd.I., dan Kepala PAUD Tarbiyatul Kirom, Rohatun, S.Pd.I., yang menekankan pentingnya mengenalkan nilai budaya dan tradisi kepada peserta didik sejak dini.
Salah satu penampilan yang menyedot perhatian adalah pentas drama berjudul “Tidak Sekolah, Tidak Tahu Apa” yang dimainkan oleh siswi kelas 5 MI. Pentas ini mendapat sambutan hangat dan tepuk tangan meriah dari para hadirin, terutama wali murid.
Hadir dalam acara, Sekretaris IKA PMII Talango, Febri Jawahirul Firdaus, turut mengapresiasi gelaran ini. “Setiap pementasan mencerminkan nilai-nilai Islami yang kuat dan menunjukkan karakter santri dalam diri para siswa. Ini adalah upaya luar biasa dalam pendidikan karakter,” ungkapnya.
Haflatul Imtihan di Yayasan Al-Hidayah tidak hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi juga panggung untuk meneguhkan nilai-nilai keislaman, tradisi, dan kolaborasi antara lembaga pendidikan dengan masyarakat. (Yud/Had)
Komentar