|
Menu Close Menu

Pelantikan Forum Silaturahmi Doktor Indonesia Jawa Timur Dikemas dengan Webinar Internasional Usung Tema Pendidikan Pesantren

Senin, 04 Oktober 2021 | 15.12 WIB

Tangkap Layar Webinar Internasional dalam rangka Pelantikan Forum Silaturahmi Doktor Indonesia, Jawa Timur yang dipandu oleh Dr. Lia Istifhama. (Dok/Istimewa).


lensajatim.id Surabaya- DPW Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi), Jawa Timur resmi dilantik. Selain menggelar pelantikan, kegiatan tersebut juga dilanjutkan dengan Webinar Internasional. Tidak tanggung-tanggung, Webinar yang dipandu oleh  Dr. Lia Istifhama ini menghadirkan sejumlah pejabat diplomatik di KBRI Ethiopia–Djibouti dan Uni Afrika, Filipina, dan Republik Rakyat Tiongkok. Sabtu, (02/10/2021).


Dalam sambutannya, Ketum Pusat Forsiladi, Endang berharap agar pelantikan Jawa Timur menjadi tonggak utama agar Forsiladi memberikan kiprah dan kontribusinya bagi masyarakat, bangsa dan negara, khususnya di Provinsi Jawa Timur.  Hal ini berkenaan bahwa DPW Forsiladi Jawa Timur merupakan propinsi pertama yang dilantik dan menjadi rujukan bagi yang lainnya.


Semantara itu, Ketua Gus Rukin sebagai Ketua DPW Forsiladi Jawa Timur, menjelaskan komitmen bahwa Jawa Timur siap sebagai barometer nasional.


“Kami akan jaga kepercayaan dan amanah yang diberikan oleh Ketum. Kami akan berusaha membawa Forsiladi Jawa Timur yang selalu siap bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Tentunya, semangat menjadi barometer nasional tak lepas dari peran Forsiladi agar memperkuat peradaban baru, pendidikan madrasah dan pondok pesantren. Dalam hal ini, bagaimana Forsiladi menjadi motor penggerak, peningkatan ekonomi kerakyatan berbasis kearifan lokal,” jelasnya.



Acara pelantikan kemudian berlanjut pada webinar internasional, setelah sebelumnya diikuti jeda beragam video ucapan dari berbagai pihak, seperti Wakil Gubernur Dr. Emil Dardak dan Prof. Dr. Lia Sciortino dari Bangkok.


Secara detail, sesi materi disampaikan oleh Wakil Ketua Umum MUI Jawa Timur juga sebagai pengasuh Pondok Pesantren Shofa Marwah Jember, Prof. Dr. KH. Abdul Halim Soebahar, MA. Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Manila di Filipina, Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi, M.Pd. Yang Mulia Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika,, Al Busyra Bashnur, SH. LLM. Serta Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi KBRI Beijing di Hongkong, Dr. Yaya Sutarya.


Mengambil tema Pesantren dalam menembus Pendidikan Internasional oleh Wakil Ketua MUI Jawa Timur “Paradigma Pendidikan Pesantren dalam Menebus Pendidikan  Internasional”, Prof. Halim menjelaskan identitas kelembagaan Pesantren sebagai motor membangun pendidikan di tengah masyarakat. Sedangkan Prof. Dr. Ir Aisyah Endah Palupi, M. Pd., yang merupakan Atase  Pendidikan dan Kebudayaan  Indonesia – Filipina  (Atdikbud Manila), menerangkan tentang tema “Kupas Tuntas  Pendidikan di Filipina”.


Beberapa poin disampaikan oleh Prof. Aisyah, diantaranya mengenai Program Pelatihan Layanan Nasional (NSTP) yang bekerjasama dengan banyak pihak untuk menghasilkan siswa dengan kewarganegaraan kesadaraan (nasionalisme), standar kompetensi pendidikan, tingkat pendidikan yang terbagi dalam pendidikan dasar, vokasi, dan pendidikan tinggi, hingga strategi Filipina membangun start up business.


Tak kalah gayengnya dengan sesi pertama, sesi kedua yang tetap dipandu oleh Ning Lia Istifhama, menampilkan pemaparan “Peluang dan Tantangan Kerjasama &  Budaya Indonesia-Afrika” oleh dari Dubes RI Ethiopia – Djibouti &  Uni Afrika H.E. Al Busyra Basnur serta “Peluang Kerjasama Pendidikan, Ekonomi dan Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia di Hongkong” oleh Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi KBRI Beijing Dr. Yaya Sutarya, juga berlangsung sangat menarik.


Dubes Al Busyra Basnur yang aktif menulis di berbagai media pers nasional sejak SMP, menjelaskan bagaimana Ethiopia yang pernah menjadi negara termiskin ke-3 di dunia (2000), kini telah bangkit sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Al Busyra juga menjelaskan bahwa Ethiopia yang disebut land locked karena tidak memiliki laut, telah berhasil menguatkan The youth entrepreneurship. 


“Ethiopia yang kita kenal sebagai sumber air sungai nil, negara asal kopi, dan the most religious people in the world, telah menjadi markas Uni Afrika dengan segala kemajuannya. Kerjasama banyak dibangun oleh negara ini sebagai proses mewujudkan kemajuan tersebut. Diantaranya adalah kerjasama ekonomi dengan berbagai negara dalam hal pengolahan pertanian dan pendidikan. Khusus dengan Indonesia, kerjasama pendidikan telah dimulai sejak 2016,” terangnya yang hadir langsung dari KBRI Addis Addaba.


Sedangkan Yaya yang merupakan Atdikbud Ristek KBRI Beijing, menjelaskan bagaimana China bangkit berhasil memerangi kemiskinan. 


“Kekuatan ekonomi China adalah dari digital. Digital telah berhasil menguatkan pendidikan dan kewirausaahn disana. Selain, aplikasi sister city berjalan sangat baik sehingga setiap kota mampu bekerjasama dengan baik dan saling support,” jelasnya.


Acara yang berlangsung secara virtual selama 6 jam tersebut, selain dihadiri nama-nama di atas, juga dihadiri Sekjen Forsiladi Dr. Indra, Ketua Panitia Dr. Hamdanah Halim, Dr. Lailatul Usriyah (MC Pelantikan), dan Dr. Adirasa, seorang Editor buku dari Sumenep. (Red)

Bagikan:

Komentar