|
Menu Close Menu

Pelajar di Sidoarjo Mendapat Santunan dari Jurnalis, Ternyata Ini Alasannya

Kamis, 23 Desember 2021 | 14.28 WIB


Front Jurnalis Sidoarjo saat memberikan santunan kepada salah satu pelajar di Sidoarjo. (Dok/Istimewa).


Lensajatim.id, Sidoarjo - Front Jurnalis Sidoarjo (FJS) menyantuni pelajar yang diduga menjadi korban pemukulan oknum polisi saat ada razia balapan liar oleh Satlantas Polresta Sidoarjo Jumat (17/12/2021) malam, di Desa Gilang Kec. Taman.


Koordinator FJS Imam Hambali mengatakan, kegiatan sosial ini merupakan wujud keprihatinan FJS terhadap korban pemukulan yang diduga dilakukan oknum polisi. Apalagi korban merupakan seorang pelajar.


"Kami sangat prihatin ya. Ditengah banyaknya pemberitaan terkait kinerja kepolisian yang tengah disorot, kalau memang dugaan itu benar. Tentu menjadi tambahan deretan kasus yang dilakukan kepolisian," katanya Rabu (22/12/2021).


Selain itu, pihaknya sengaja memberikan santunan terhadap korban untuk menjadi bahan evaluasi pihak kepolisian. Dirinya juga menekankan polisi harus segera mengambil tindakan akan kejadian itu walaupun pihak keluarga korban tidak memperpanjang hal tersebut. "Polisi harus segera mengambil tindakan akan hal ini," imbuhnya meminta.


Sementara, Rifai (46) Ayah korban menyesalkan tindakan pemukulan yang diduga dilakukan oknum polisi tersebut. "Anak saya bukan pelaku kriminal harusnya tak usah sampai dipukul seperti itu," tegasnya.


Rifai menambahkan kalaupun kejadian tersebut memang benar dilakukan oleh oknum kepolisian, semoga kedepan tidak ada perbuatan serupa dalam pembubaran atau razia balap liar.


"Kalaupun itu benar semoga tidak ada kejadian serupa saat penindakan atau razia balap liar," tukasnya.


Seperti diketahui, akibat pemukulan yang diduga dilakukan oknum polisi tersebut, pelipis kanan pelajar Sekolah Menengah Atas tersebut mengalami luka mengangah dan mengucurkan darah dan matanya kiri korban terlihat lebam saat kejadian. 


HF bercerita saat itu berboncengan dengan temannya menjadi salah satu  penonton balap liar yang ikut terjaring operasi yang dilakukan oleh Satlantas Polresta Sidoarjo.


Ia dan temannya saat itu berusaha menghindari operasi, tiba-tiba jalan ditutup oleh pihak kepolisian, salah satu dari petugas yang menggunakan pakaian preman menghampirinya dan langsung memukul menggunakan tongkat hitam dan mengenai keningnya.


"Saat polisi datang itu saya panik dan berusaha kabur tapi jalanan sudah ditutup. Tiba-tiba salah satu polisi yang berpakaian bebas menghampiri saya dan memukul saya dengan tongkat tepat di kening saya. 

Saya sempat mengalami keburaman dalam melihat pasca dipukul tongkat hitam milik oknum polisi," akunya.


Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro Kapolresta Sidoarjo mengatakan, mereka yang diamankan rata-rata karena tidak bisa menunjukkan STNK yang sah dan masih berlaku.


"Dari razia di daerah Gilang, Kecamatan Taman tersebut, sebanyak 297 remaja berusia antara 15-23 tahun, baik pembalap maupun penonton turut diamankan," rincinya. (Red).

Bagikan:

Komentar