|
Menu Close Menu

Gus Muhaimin : Santri Alat Perjuangan bukan Alat Politik

Sabtu, 22 Oktober 2022 | 19.15 WIB

Suasana Upacara Hari Santri Nasional di Tugu Pahlawan Surabaya dihadiri oleh A. Muhaimin Iskandar, Ketua Umum DPP PKB. (Dok/Istimewa). 

Lensajatim.id, Surabaya- Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Surabaya dihadiri Panglima Santri, Gus Muhaimin Iskandar. Acara dipusatkan di Tugu Pahlawan dengan digelar upacara apel santri, Sabtu (22/10).


Ribuan orang berkumpul di sana dengan mengenakan peci, sarung hingga jilbab bagi perempuan. Mayoritas dari mereka mengenakan pakaian putih dan tanpa ada atribut partai.


Selain itu ketika sambutan Gus Muhaimin juga sama sekali tak menyinggung soal Pilpres 2024. Sebagaimana diketahui sosok Ketua Umum PKB tersebut disebut bakal maju sebagai calon presiden pada tahun 2024 nanti.


Usai upacara Gus Muhaimin menyampaikan jika 22 Oktober adalah hari ketika Kiai Hasyim Asy'ari keluarkan fatwa resolusi jihad untuk mengusir penjajah.


"22 Oktober sebagai momentum Ummat Islam bergerak dengan senjata seadanya, dengan keberanian mengusir sekutu," ujarnya.


Namun menurut dia ada perbedaan tantangan bagi para santri dahulu dan saat ini. "Hari ini kami dari pasukan santri beliau tapi dengan tantangan dan zaman yang berbeda. Kami kaum santri siap hadir untuk negeri dan memberikan solusi," tegasnya.


Disinggung mengenai tak adanya atribut partai khususnya PKB pada acara HSN ini Gus Muhaimin menyampaikan jika hari santri memang milik semua dan untuk Indonesia.


Gus Muhaimin juga menolak jika santri disebut sebagai alat politik. "Santri alat perjuangan," tegasnya.


Saat ini lanjut dia santri meski memiliki saham terbesar dalam kemerdekaan Indonesia namun belum sepenuhnya menikmati hasil dari perjuangan. "Pokoknya kita harus berjuang tak ada pemberian. Santri harus berjuang, santri harus merebut haknya bukan menunggu. Tak akan ada yang memberi kalau tak perjuangkan," imbuhnya.


Soal julukan Panglima Santri sendiri, Gus Muhaimin mengaku itu pemberian dari para Kiai asli dari Jawa Timur. "Kiai dari Jember dan Pasuruan," imbuhnya. (Red).

Bagikan:

Komentar