|
Menu Close Menu

IDI Bondowoso Beri Layanan USG Gratis Serentak di 25 Puskesmas

Sabtu, 12 November 2022 | 19.50 WIB

Layanan USG Gratis yang dilakukan oleh ID di 25 Puskesmas di Bondowoso. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Bondowoso - Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 58 tahun dan HUT IDI ke 72, ini diperingati berbeda oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bondowoso. 


Yakni dengan memberikan layanan pemeriksaan USG bagi ibu hamil secara gratis serentak di seluruh Puskesmas se kabupaten. 


Menurut Ketua IDI Bondowoso, dr. Nurwahyudi, pihaknya sengaja memilih layanan ini untuk memperingati HKN. 


Karena, ingin peringatan HKN dilakukan dengan ikut andil menekan angka kematian ibu (AKI) di Bondowoso yang terbilang masih tinggi. 


"Ini kita laksanakan dengan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Bondowoso," ujarnya dikonfirmasi Sabtu (12/11/2022). 


Di lain sisi, sekaligus mengajak para ibu hamil untuk mau melakukan pemeriksaan USG sebagai upaya mendeteksi sedini mungkin kemungkinan ibu hamil terjadi kegawatan.


 Lebih-lebih saat ini semua Puskesmas di Bondowoso juga telah memberikan layanan USG. 


"Sebelum terjadi kegawatan kita deteksi dulu, supaya kegawatan itu bisa dihindari. Misalnya letak bayinya sulit," jelasnya. 


Ditambahkan oleh Kepala Puskesmas Curahdami, dr. Ummi Fadilah, bahwa USG bisa menjadi salah satu langkah dalam menekan AKI. 


Karena memang dalam peraturan pemerintah sendiri yang terbaru, bahwa pemeriksaan untuk ibu hamil harus dilakukan sebanyak enam kali, minimal. 


Dengan, aturan sebaiknya harus ada USG pada trimester satu dan tiga dengan masing-masing satu kali pemeriksaan. 


"USG ini sudah tercover di Puskesmas, jadi ibu hamil sudah memiliki BPJS bisa mendapatkan layanan USG gratis di Puskesmas," ungkapnya. 


Ia menerangkan, bahwa pihaknya menargetkan di setiap Puskesmas ada 10 ibu hamil yang mengikuti layanan gratis ini dalam peringatan HKN. 


Plt. Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, dr Titik Erna Erawati, mengaku apresiasi atas kegiatan ini. Karena memang angka AKI di Bondowoso sendiri terbilang masih tinggi. Bahkan, tertinggi nomer 13 di Jawa Timur. 


Kendati sebenarnya angkanya mengalami penurunan pada tahun 2022. Yaitu, ada 13 ibu hamil yang meninggal dunia hingga saat ini. Sementara jumlah angka kematian bayi (AKB) hingga bulan Oktober ada 104. 


Sementara di tahun lalu jumlahnya disebut lebih tinggi karena pandemi Covid-19. 


"Jadi kita masih termasuk ada di kelompok yang agak tinggi," terangnya. 


Sementara itu, tingginya AKI ini disebabkan pendarahan, dan pre eklamsi. 


"Karena itu dengan screening USG ini masih bisa terlihat. Kalau seandainya ada kelainan  masih bisa kita antisipasi dengan melakukan rujukan dini terencana ke dokter spesialis kandungan di rumah sakit," pungkasnya.(Nang)

Bagikan:

Komentar