|
Menu Close Menu

Terkait Usulan Kenaikan Biaya Haji oleh Kemenag, Masmuni : Kurang Etis Kalau Dianggap Masalah

Sabtu, 21 Januari 2023 | 09.54 WIB


Masmuni Mahatma, Ketua PWNU Kepulauan Bangka Belitung. (Dok/Istimewa).


Lensajatim.id,  Babel-Dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Kementerian Agama mengusulkan rerata Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) 1444 H/2023 M sebesar Rp69.193.733,60. Jumlah ini adalah 70% dari usulan rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang mencapai Rp98.893.909,11.Kamis (19/1/2023).


Usulan tersebut, mendapatkan respon beragam dari beberapa orang. Masmuni Mahatma, Ketua PWNU Kepulauan Bangka Belitung juga ikut angkat bicara merespon hal tersebut.


" Terkait usulan naiknya biaya haji tahun ini, saya rasa hal biasa. Ini regulasi. Kurang etis kalau dianggap masalah. Mari tetap kedepankan semangat rasionalitas dan proporsionalitas," tegas Masmuni saat dikonfirmasi media. Sabtu, ( 21/01/2023).


Wakil Rektor II IAIN SAS Kepulauan Bangka Belitung ini menjelaskan soal kebijakan tersebut sangat bergantung pada bagaimana orang memberikan penilaian.


" Bahwa langkah Gus Men, kebanggaan kami, dimaknai kurang populis, tergantung dari mana kita memulai. Mengelola, mensupport, dan membenahi kelangsungan pelaksanaan ibadah haji, bukan soal populisme atau tidak. Ini menyangkut komitmen kecintaan kita kepada Allah SWT. Terutama dalam aspek ubudiyah. Tak terhitung nikmat yang Allah berikan kepada tiap hamba. Masa urusan ubudiyah terluhur seperti ini masih mau berhitung," tandas Alumni Ponpes Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep ini.


Masmuni menambahkan, Keberanian Gus Men merupakan terobosan yang patut dituntaskan oleh seluruh elemen bangsa dan umat (Islam). Di Indonesia ini, disadari atau tidak, banyak umat yang kadang ambigu atau kontradiktif dalam menghamba.


" Coba perhatikan, kalau urusan pesta pernikahan saja mereka rela berhutang sana sini. Demi marwah, martabat diri dan keluarga di hadapan sesama manusia. Masa terkait ibadah haji masih mau berhitung-hitung kenaikan biaya. Ini kan "puncak" dari rukun keislaman. Memenuhi undangan Allah SWT. Ini sekali seumur hidup. Mari rasional dan proporsional dalam mencerna usulan Gus Men. Takarlah usulan ini dengan kedalaman kehambaan. Insya Allah, indah," ajaknya.


" Dan saya akan terus mengawal langkah Gus Men ini tanpa lelah. Siapa tahu Allah menempatkan pengawalan ini bagian dari ibadah. Bismillah wabillah wa khairal asma kulluha lillah," pungkas mantan Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini. (Tim).

Bagikan:

Komentar