|
Menu Close Menu

LTNU Jabar Bedah Buku Tarawih 20 Rakaat Perspektif Ahli Hadist, Fuqoha dan Sufi

Senin, 20 Maret 2023 | 12.30 WIB

Tangkap Layar kegiatan Bedah Buku Tarawih 20 Rakaat secara Zooming. (Dok/Istimewa).


Lensajatim.id, Surabaya- Lembaga Ta'lif Wan Nasyr PW LTN NU Jawa Barat dalam menyambut Ramadhan 1444 H mengadakan acara bedah Buku Tarawih 20 Rakaat secara Zooming. 


Panitia Bedah Buku, Dr. Mahi M. Hikmat pada kesempatan tersebut  mendatangkan dua pakar Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Yaitu Prof. Dr. KH. Rosihan Anwar, M.Ag dan Prof. Dr. KH. Ajid Thohir, M.A untuk membedah Buku Tarawih karya Harry Yuniardi, M.Ag.


Kyai Zaenudin, S.H, M.M Ketua PW LTN NU Jawa Barat dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan bedah buku ini adalah  membangun gerakan literasi.

" Gerakan literasi sudah sejak lama dilakukan secara digital, khususnya oleh seluruh Pengurus LTN NU Jawa Barat. Diantara karyanya telah tersebar di Website, Halaman Facebook, YouTube dan Tiktok," ucap Kyai Zae.


Sambutan berikutnya disampaikan oleh KH Juhadi Muhammad, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama PWNU Jawa Barat. Kyai Juhadi memberikan apresiasi luar biasa atas terselenggaranya kegiatan bedah buku ini. 


" LTN NU harus bekerjasama dengan Lembaga Bahtsul Masail LBM NU Jawa Barat untuk membukukan hasil Batsul Masail, yang aktual memberikan manfaat tidak hanya bagi warga NU," kata Kyai Alumni Pesantren Lirboyo ini.


Dia melanjutkan bahwa Khazanah tokoh NU Jawa Barat juga perlu diteliti dan dibukukan. " Pengurus LTN NU Jawa Barat harus aktif berkarya, meneliti dan menulis serta menyebarkan Khazanah pemikiran Tokoh NU. Hal itu akan memberikan manfaat tak hanya bagi Jawa barat tapi untuk Indonesia dan dunia," tegas kyai yang juga dikenal sebagai pengusaha ini.


Kegiatan Bedah Buku dimoderatori oleh Dr. H. Ilyas Rifa'i, MA. Dia mempersilahkan penulis Buku Tarawih untuk menjadi pembicara pertama. 


Harry Yuniardi, M.Ag selaku Penulis buku menjelaskan bahwa masalah tarawih amaliyah sederhana tapi kompleks. " Ya Tarawih merupakan persoalan sederhana yang seharusnya tidak perlu dibahas. Tapi, banyak masyarakat membutuhkan kejelasan tentang dalil tarawih 20 rakaat," kata pria yang tengah menempuh pendidikan doktoral ini.


Pembicara kedua, Prof. Dr. KH. Rosihon Anwar, M.Ag  menyampaikan bedah buku merupakan tradisi yang harus diselenggarakan dalam menjawab berbagai persoalan.


" Pertama tradisi NU itu tradisi berpikir dan berpendapat jadi banyak hal yang harus disampaikan. Kedua saya memberikan apresiasi yang telah menyelenggarakan tradisi bagus ini dan harus dilanjutkan," tegas kyai asal Cirebon ini.


Ketiga Profesor Rosihon memberikan apresiasi terhadap Kang Harry selaku penulis. " Kang Harry bukan memunculkan ikhtilafiah tapi penekanan kang Hary dalam konteks mengajarkan. Bahwa dalam menghadapi perbedaan pendapat harus arif dan bijak tak asal menyalahkan dan membid'ahkan," kata Kyai Rosihon yang juga dikenal sebagai ahli Qur'an dan Hadis. 


Pembicara ketiga diampu oleh Prof. Dr. KH. Ajid Thohir, M.A. dirinya membedah buku dari sisi historis dan kacamata sufistik. " Ibadah tarawih 20 rakaat adalah garis tengah atau wasatiyahnya. Abu Dzar Al Ghifari meriwayatkan bahwa Rasul Saw di malam - malam Ramadhan sejak malam melakukan ibadah hingga waktu sahur. Artinya ibadah Rasul mungkin lebih dari 20 rakaat," kata Guru besar UIN Sunan Gunung Djati ini.


Dirinya Melanjutkan bahwa nampak ada Perbedaan terkait jumlah rakaat tarawih yang sarat khazanah keilmuan, " Perbedaan selalu ada, tapi intinya substansi ibadah dalam rangka mendorong kita untuk dekat kepada Allah SWT. Syeikh Junaid al-Baghdadi berpendapat bahwa substansi ibadahnya bagaimana sebanyak mungkin kita sujud di hadapan Allah, berarti tambah rakaatnya tak cukup tarawih 20 rakaat tapi ada tambahan. JIka bisa ratusan sujud maka  semakin baik," tegas Kyai ahli tasawuf yang juga aktif sebagai Tokoh Tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah Suryalaya ini.


Bedah buku penuh berkah dipenuhi beragam pendapat luar biasa ini disiarkan secara zooming dihadiri oleh berbagai kalangan secara online, disebarkan juga melalui kanal YouTube LTNNU Jabar Channel. Kyai Izet Abu Dzar dari Banjaran menutup kegiatan dengan doa penuh khidmat. (Red).

Bagikan:

Komentar