|
Menu Close Menu

Upayakan Ketersediaan Benih Padi, Belasan Poktan Guluk-Guluk Lakukan Diskusi

Kamis, 10 Agustus 2023 | 22.29 WIB

Perwakilan 18 Kelompok Tani (Poktan) di Kecamatan Guluk-Guluk Sumenep usai melakukan diskusi. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id Sumenep – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur melalui 18 Kelompok Tani (Poktan) di Kecamatan Guluk-Guluk  merintis ketersediaan benih padi pada Rabu (09/08/2023) kemaren.


Diketahui, gagasan ketersediaan benih tersebut dilakukan guna mengantisipasi terjadinya kekurangan stok benih padi di pasaran. Kegiatan diskusi tersebut yang berlangsung di Desa Guluk-Guluk, Kecamatan Guluk-Guluk.


Kegiatan ini dihadiri oleh 18 Poktan dari desa-desa di Kecamatan Guluk-Guluk. Dari 18 Poktan ini, 7 di antaranya menyepakati untuk merintis ketersediaan benih padi secara mandiri. 


Kegiatan tersebut didampingi oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat dan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Timur. 


Pada kesempatan tersebut, belasan Poktan mendapat arahan dan bimbingan dari Penyuluh Pertanian Utama Ahli Utama, BSIP Jawa Timur, Tini Siniati Kusno, terkait dengan perintisan ketersediaan benih padi secara mandiri. 


Kepala DKPP Sumenep, Arif Firmanto mengatakan bahwa inisiatif penyediaan bibit benih secara mandiri dapat menekan biaya produksi petani dalam menjalankan usaha tani. 


"Kolaborasi antara BSIP, DKPP ini dipastikan terus berjalan. Kami juga akan terus melakukan langkah-langkah agar rencana ini terealisasi, salah satunya dengan monitoring RTL," katanya Kamis (10/08/2023).


Sementara itu, Tini selaku perwakilan Poktan yang hadir, ada tujuh Poktan yang menyepakati pembuatan benih padi secara mandiri. 


"Selebihnya, memilih tetap membeli benih. Baik itu hibrida maupun inhibrida. Hal ini tentu menjadi faktor meningkatnya biaya produksi dalam menjalankan usaha tani," ujar Tini.


Lebih lanjut, Tini juga menyatakan bahwa berkurangnya ketersediaan benih padi biasanya terjadi pada musim tanam kedua dan musim tanam ketiga. 


"Ini sebagai upaya untuk mengantisipasi penyediaan benih di saat kritis, utamanya pada musim tanam kedua dan musim tanam ketiga," jelasnya.


Tini menjelaskan bahwa ada 7 benih padi varietas unggul baru (VUB) yang sebelumnya digandrungi dan ditanam oleh sebagian besar petani di Kecamatan Guluk-Guluk. 


"Di antaranya adalah Inpari 32, Inpari 42, Inpari Nutrizync, Inpari 24 Gabusan, Jeliteng, Cakrabuana dan Inpari 48 Blas," tuturnya. 


"Hampir 90 Persen petani menyukai VUB padi tersebut, namun sayang benih yang disukai tidak tersedia di pasaran atau kios pertanian. Kalaupun ada, belum bisa memenuhi kebutuhan petani," sambungnya.


Untuk itu, Tini mengharap kesediaan dari Kepala DKPP Sumenep Arif Firmanto untuk ikut terlibat dalam penerapan Rencana Tindak Lanjut (RTL) ketersediaan benih padi mandiri. 


"Terima kasih juga atas respons positif yang telah dilakukan Kepala DKPP Sumenep Arif Firmanto. Kami memang terus butuh support untuk merealisasikan rencana ini," pungkasnya. (Zi)

Bagikan:

Komentar