|
Menu Close Menu

Miris Semakin Maraknya Peredaran Narkoba, Komisi III DPR RI Minta Aparat Update Pengetahuan Agar Tidak Terkecoh

Kamis, 09 November 2023 | 21.06 WIB

Ahmad Sahroni, Wakil Ketua Komisi III DPR RI. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Jakarta- Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengaku miris dengan maraknya peredaran narkoba di Tanah Air. Para pengedar barang haram itu menggunakan modus yang sangat rapi, sulit dideteksi, dan modern.


Kejadian teranyar, beredar narkoba melalui keripik pisang dan cairan bernama happy water. Sahroni meminta aparat terus memperbarui pengetahuan dan teknologi agar tidak terkecoh.


“Saya miris sekali betapa sekarang narkoba itu beneran bisa nyaru jadi apa aja. Sekarang keripik pisang, bisa jadi nanti diselundupkan lewat ayam goreng. Makanya Polri, BNN, Kominfo harus terus lakukan koordinasi secara intens dalam menyisir celah-celah tersebut," kata Sahroni di Jakarta, Rabu (8/11).


Legislator NasDem dari dapil DKI Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu) itu juga meminta aparat hukum aktif memantau media sosial untuk mencegah peredaran narkoba.


"Wajib pantengin media sosial hingga marketplace, dan terus meng-update pengetahuan dan teknologi agar tidak terkecoh perkembangan zaman,” tandas Sahroni.


Menurut Sahroni, bandar maupun pengedar menggunakan berbagai modus yang beragam dan semakin sulit terdeteksi. Itu menjadi tantangan tersendiri dalam memberantas peredaran narkoba.


“Mau itu dibuat bentuk makanan, penyelundupan menggunakan drone, dan lain-lain. Makanya, aparat tidak boleh sampai kalah langkah dari para bandar, harus punya strategi jitu untuk pelajari dan ungkap setiap modusnya,” tukasnya.


Sebelumnya, Polri berhasil mengungkap modus baru peredaran narkoba, yakni melalui keripik pisang dan cairan happy water, di Pedukuhan Pelem Kidul, Kalurahan Baturetno, Banguntapan, Bantul, DIY.


Pengungkapan narkoba jenis baru itu terjadi dalam penggerebekan sebuah lokasi di Depok, Jawa Barat yang menjadi tempat pemasaran. Penelusuran pun berlanjut ke Kaliangkrik, Magelang, Jawa Tengah, tempat pembuatan keripik pisang narkoba tersebut.


Dalam kasus itu Polri mengamankan delapan pelaku, yakni MP (pengelola akun medsos), D (pemegang rekening), AS (pengambil hasil produksi dan penjaga gudang pemasaran), BS (pengolah atau pembuat), EH (pengolah dan distributor), MRE (pengolah atau pembuat), AR (pengolah atau pembuat), dan R (pengolah). (dis/*)

Bagikan:

Komentar