![]() |
Achmad Fauzi Wongsojudo, Bupati Sumenep. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id, Sumenep – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo memastikan bahwa pemerintah daerah telah mengambil langkah cepat untuk mengatasi wabah penyakit sapi yang meresahkan masyarakat.
Kepada media ini, ia memerintahkan investigasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti kematian sapi.
“Saya sudah meminta dilakukan assessment, apakah terkait penyakit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) atau faktor lain. Mengingat kasus terparah ada di Kecamatan Pasongsongan, pada 2 Januari 2025 saya akan turun langsung ke lokasi untuk berdialog dengan para peternak,” tegas Bupati Fauzi.
Selain itu, tim medis khusus hewan juga telah dikerahkan ke lapangan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Pemerintah daerah berharap warga mematuhi anjuran dalam pemberian pakan hingga hasil investigasi resmi diumumkan.
“Semua langkah telah kami siapkan untuk memastikan wabah ini tidak meluas, dan saya berharap kerja sama dari warga dalam menjaga kesehatan ternaknya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Chainur Rasyid, menyebutkan bahwa hingga saat ini tercatat 150 ekor sapi warga telah terjangkit penyakit tersebut. Kasus ini tersebar di beberapa kecamatan seperti Pasongsongan, Batuputih, dan Rubaru.
“Gejala awal biasanya berupa demam tinggi dan kembung atau tympani, yang diduga akibat konsumsi rumput muda kaya gas. Kami mengimbau warga untuk melayukan rumput sebelum diberikan kepada sapi,” katanya kepada media ini, Selasa (31/12/2024).
Meski demikian, Chainur menegaskan bahwa kondisi ini belum masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).
Di sisi lain, para peternak seperti Imam Syafi’i, anggota kelompok tani dari Desa Montorna, Kecamatan Pasongsongan, mengaku khawatir dengan kondisi ini. Ia menyebutkan bahwa wabah tersebut telah menyebabkan sebagian besar ternak mereka mati.
“Sekarang tinggal sekitar 10 persen dari jumlah sapi yang ada. Kami bahkan tidak tahu pasti apa penyebab kematiannya. Saya berharap pemerintah segera menyelidiki dan mencegah penyebaran lebih lanjut,” ujar Imam saat mendatangi Kantor DKPP Sumenep.
Menurut Imam, sapi merupakan aset penting bagi petani yang menopang perekonomian mereka.
"Oleh karena itu, kami mendesak pemerintah untuk segera mencari solusi agar kerugian tidak semakin besar," pungkasnya. (Zi).
Komentar