|
Menu Close Menu

Festival Ojung 2025, Kolaborasi Budaya dan Wisata di Pantai Badur Sumenep

Selasa, 20 Mei 2025 | 08.48 WIB

Ilustrasi Ojung.(Dok/Istimewa). 

Lensajatim.id Sumenep – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep terus mendorong promosi wisata dan pelestarian budaya lokal melalui penyelenggaraan Festival Ojung 2025 yang digelar meriah di objek wisata Pantai Badur, Kecamatan Batuputih.


Mengusung konsep sinergi antara budaya dan keindahan alam, festival ini menjadi upaya strategis memperkenalkan tradisi khas Madura sekaligus mengangkat potensi wisata Pantai Badur ke kancah yang lebih luas, baik nasional maupun internasional.


“Kami ingin festival ini tidak hanya sebagai ajang pelestarian budaya, tetapi juga sebagai magnet untuk menarik wisatawan ke Pantai Badur,” ujar Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, Senin (19/05/2025).


Festival Ojung, yang menjadi sajian utama acara, berhasil menyedot perhatian masyarakat dan wisatawan. Tradisi unik ini memperlihatkan dua orang saling bergantian memukul badan lawannya menggunakan rotan, dengan pemenang ditentukan dari jumlah pukulan yang berhasil mengenai tubuh lawan. 


Tak sekadar hiburan, Ojung memiliki nilai ritual yang dalam: sebagai doa kolektif agar desa terhindar dari bencana serta sebagai permohonan hujan saat musim kemarau.


“Ojung adalah identitas budaya kita. Dengan festival ini, kami berharap masyarakat, khususnya generasi muda, semakin mencintai dan melestarikan tradisi warisan leluhur,” tambahnya.


Tak hanya pertunjukan Ojung, festival ini juga diramaikan oleh berbagai kegiatan pendukung seperti bazar produk UMKM dari 14 desa se-Kecamatan Batuputih, serta pertunjukan musik tradisional. K


ehadiran pelaku usaha lokal memperkuat dampak ekonomi dari kegiatan ini, sesuai harapan pemerintah daerah agar sektor pariwisata mampu menjadi penggerak peningkatan pendapatan masyarakat.


“Kami ingin Pantai Badur menjadi destinasi wisata unggulan di Sumenep. Acara seperti ini harus memberikan manfaat nyata bagi warga sekitar,” kata KH. Imam.


Festival Ojung 2025 diikuti oleh sepuluh pemain profesional yang telah dikurasi oleh komunitas budaya Ojung Sapo’ Angin. Mereka tampil atraktif dan penuh semangat, mempertahankan marwah tradisi di tengah derasnya arus modernisasi.


Melalui festival ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep berharap warisan budaya tak hanya bertahan, tapi juga berkembang menjadi bagian dari identitas dan kekuatan ekonomi masyarakat.


“Kalau generasi muda tidak mengenal budayanya sendiri, bagaimana mungkin mereka mencintai daerahnya?” pungkas Wabup KH. Imam Hasyim penuh makna. (Zi) 

Bagikan:

Komentar