|
Menu Close Menu

Kepemimpinan yang Membumi: Mayjen TNI Rudy Saladin dan Etos Peduli Tanpa Sekat

Sabtu, 07 Juni 2025 | 20.34 WIB

Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, berkesempatan mendampingi Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Rudy Saladin.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Sumenep- Dalam sebuah perjalanan yang merepresentasikan bukan hanya kepemimpinan, tetapi juga kedekatan, ketulusan, dan pengabdian sejati, Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, berkesempatan mendampingi Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Rudy Saladin, dalam safari kebangsaan menyusuri wilayah Pulau Madura dan sekitarnya.


Mayjen TNI Rudy Saladin, jenderal kelahiran 17 September 1975, memulai kunjungan dengan menyapa langsung para prajurit di berbagai Markas Komando Distrik Militer (Makodim). Di setiap titik perjalanan, dari daratan utama Madura hingga ke pulau-pulau terluar, beliau hadir bukan sebagai atasan yang berjarak, melainkan sebagai pemimpin yang merakyat, menginspirasi dan membaur dengan hangat, menyampaikan semangat pengabdian dan keteladanan secara langsung.


Perjalanan ini kemudian berlanjut ke Pulau Gili Genting, di mana Pangdam memilih untuk bermalam dan menyatu dengan masyarakat. Meski jadwal kunjungan begitu padat, beliau tetap meluangkan waktu untuk bersilaturahmi dengan para tokoh masyarakat, berdialog tentang kebutuhan dan aspirasi warga, serta mendengar langsung denyut kehidupan di kepulauan.


Tak berhenti di situ, Pangdam juga menjejakkan kaki di Pulau Gili Iyang, pulau dengan kadar oksigen tertinggi di dunia, sebuah simbol kesegaran alam yang sejalan dengan semangat membangun Indonesia dari wilayah pinggiran. Safari kebangsaan ini mencapai puncaknya saat Mayjen Rudy Saladin menunaikan Sholat Idul Adha dan menyembelih hewan kurban di Masjid Agung Sumenep, tindakan yang mencerminkan spiritualitas, pengabdian, dan kepedulian kepada rakyat.


Sebagai peraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama lulusan Akademi Militer tahun 1997, Mayjen Rudy Saladin menunjukkan wajah kepemimpinan TNI yang tegas namun penuh empati. Dalam berbagai kesempatan, beliau tampak duduk santai bersama Babinsa, berbincang akrab tanpa sekat tentang tugas, keluarga, hingga pentingnya persiapan masa depan prajurit selepas pensiun. Kepedulian beliau melampaui urusan kedinasan, menyentuh sisi kemanusiaan dan kesejahteraan hidup para prajurit.


Salah satu momen yang paling membanggakan dalam perjalanan ini adalah saat Pangdam bertatap muka langsung dengan tiga prajurit Koramil 0827/22 Masalembu: Serka Yohanes, Serda Bambang, dan Koptu Yunus. Ketiganya berperan penting dalam pengamanan penemuan 35 kilogram narkotika jenis sabu di wilayah Masalembu, daerah rawan yang kini menjadi perhatian serius. Sebagai bentuk penghargaan, Pangdam memberikan hadiah luar biasa: perjalanan umroh bagi prajurit yang beragama Islam, perjalanan wisata religi bagi yang non-Muslim, serta pendidikan bagi ketiganya. Ini adalah bentuk nyata apresiasi atas dedikasi, keberanian, dan integritas mereka.


Malam hari di Pantai Sembilan menjadi saksi bisu kedekatan Pangdam dengan rakyat. Di tengah waktu istirahatnya, beliau menyempatkan diri untuk bertemu dan berdiskusi hangat dengan kader-kader muda GP Ansor Gili Genting. Dalam suasana akrab dan penuh semangat, beliau menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga nasionalisme, mengawal tanah air, serta peran strategis pemuda dalam mencegah peredaran narkoba, terutama di wilayah kepulauan yang kerap menjadi jalur transit peredaran gelap.


Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, yang mendampingi rangkaian kunjungan tersebut, menyampaikan rasa hormat dan apresiasi mendalam atas keteladanan Pangdam dalam membangun koneksi emosional dan spiritual dengan rakyat.


"Kami menyaksikan langsung bagaimana seorang Jenderal TNI mampu hadir dengan begitu dekat di tengah masyarakat, menjadi inspirasi bagi pemuda, dan memberi pesan yang menyentuh hati. Ini bukan sekadar kunjungan kerja, ini adalah perjalanan merawat Indonesia dari pulau ke pulau, dari hati ke hati," ujar H. Musaffa Safril.


Kepemimpinan Mayjen TNI Rudy Saladin adalah cerminan dari etos militer yang tidak hanya kuat dalam strategi, tetapi juga tulus dalam kepedulian. Di tangan pemimpin seperti inilah harapan untuk Indonesia yang lebih adil, damai, dan menyatu dari Sabang hingga Merauke, dari kota besar hingga pulau terpencil, dapat terus tumbuh dan mengakar kuat. 

Bagikan:

Komentar