![]() |
Sudaryono, saat ditetapkan sebagai Ketua Umum HKTI periode 2025-2030 dalam Munas HKTI ke-10 di Jakarta.(Dok/Istimewa). |
Penetapan ini menandai babak baru bagi organisasi petani terbesar di Indonesia tersebut. Dalam pidatonya usai ditetapkan, Sudaryono menyebut amanah ini merupakan tanggung jawab besar yang justru menjadi pemicu semangatnya untuk berbuat lebih bagi petani dan dunia pertanian Indonesia.
"Jabatan ini bukan sekadar posisi organisasi, tapi amanah besar yang akan saya gunakan untuk mempercepat target swasembada pangan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Prabowo Subianto," tegas Sudaryono sebagaimana dilansir Antara.
Ia menyebut, kehadiran HKTI yang solid dan aktif akan memberikan kontribusi besar dalam mendukung program-program strategis Kementerian Pertanian, khususnya dalam peningkatan produksi dan kedaulatan pangan nasional.
“Dengan aktifnya HKTI ini, bisa menambah kemudahan, kelancaran, dan mengakselerasi segala hal yang selama ini mungkin dianggap sulit,” tambahnya.
Akhiri Dualisme, Satukan Gerakan Petani
Momentum Munas ke-10 ini juga menjadi tonggak sejarah dengan berakhirnya dualisme kepemimpinan yang selama lebih dari satu dekade membelit organisasi ini. Sudaryono mengumumkan bahwa dua kubu yang selama ini berseteru telah menyatakan komitmennya untuk bersatu dalam satu HKTI.
"Tidak akan ada lagi dualisme setelah ini, insyaallah. Kita satukan barisan demi petani Indonesia," ujarnya disambut tepuk tangan peserta Munas.
Sebagai informasi, dualisme di tubuh HKTI bermula sejak Munas ke-7 pada tahun 2010, ketika organisasi terpecah menjadi dua faksi: satu dipimpin oleh Prabowo Subianto dan satu lagi oleh Oesman Sapta Odang. Meski Mahkamah Agung melalui putusan kasasi menetapkan Prabowo sebagai Ketua Umum HKTI 2010–2015, perpecahan berlanjut hingga ke kepemimpinan selanjutnya, dengan Fadli Zon menggantikan Prabowo dan Moeldoko meneruskan kubu Oesman.
Kini, dengan penyatuan tersebut, HKTI di bawah kepemimpinan Sudaryono diharapkan mampu menjadi kekuatan solid dalam mengawal program-program ketahanan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, serta memperkuat posisi petani sebagai pilar pembangunan nasional.
“Tujuannya dua: meningkatkan produksi nasional dan menyejahterakan petani,” pungkas Sudaryono. (Tim)
Komentar