|
Menu Close Menu

Viral Siswa SD Joget dan Nyawer Biduan di Tulungagung Berujung Permintaan Maaf

Minggu, 22 Juni 2025 | 13.30 WIB

Tangkap layar sebuah video viral yang memperlihatkan anak SD Joget dan Nyawer biduan di Tulungagung, Jawa Timur.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Tulungagung – Sebuah video berdurasi sekitar satu menit yang memperlihatkan sejumlah siswa SDN 1 Kenayan, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung, berjoget dan memberikan saweran kepada biduan saat acara tasyakuran kelulusan viral di media sosial. Aksi yang dilakukan siswa kelas 6 tersebut menuai sorotan publik hingga berujung permintaan maaf dari wali murid.


Kepala SDN 1 Kenayan, Admim Kholisina, membenarkan bahwa pihak sekolah langsung merespons dengan memanggil perwakilan paguyuban wali murid untuk klarifikasi. Menurutnya, inisiatif acara hiburan berupa pentas organ tunggal tersebut murni berasal dari salah satu wali murid.


“Kemarin setelah video itu viral, wali murid yang bersangkutan sudah kami hubungi dan sudah menyampaikan permohonan maaf secara lisan dan tertulis kepada pihak sekolah. Ini bukti surat permohonan maafnya,” ujar Admim, Jumat (20/6/2025) sebagaimana ditulis Detik Jatim. 


Dalam surat permintaan maaf tersebut, wali murid berinisial RM menyampaikan penyesalan dan menegaskan bahwa kegiatan hiburan tersebut tidak memiliki unsur kesengajaan untuk menciptakan kontroversi.


“Sehubungan dengan hal tersebut, saya dengan ini menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada SDN 1 Kenayan, dan secara umum kepada masyarakat yang merasa tidak nyaman atas beredarnya video itu,” tulis RM dalam suratnya.


Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut hanya merupakan bentuk kegembiraan atas kelulusan anak-anak mereka dari bangku sekolah dasar.


Sementara itu, Kepala SDN 1 Kenayan, Admim Kholisina, menjelaskan bahwa acara tersebut berlangsung di salah satu ruang kelas usai kegiatan seremonial pelepasan siswa yang digelar di halaman sekolah pada Sabtu (14/6/2025) siang.


“Acara tambahan berupa hiburan organ tunggal itu murni inisiatif dari paguyuban wali murid kelas 6. Guru-guru sudah tidak berada di lokasi saat hiburan itu berlangsung karena sudah kembali ke ruang guru,” terangnya.


Admim menambahkan bahwa para guru hanya mengikuti bagian awal acara, seperti momen pengalungan tanda kelulusan dan pemotongan tumpeng. Ia juga menekankan bahwa pihak sekolah akan menjadikan kejadian ini sebagai bahan evaluasi ke depan agar hal serupa tidak terulang. (Detik Jatim/Had) 

Bagikan:

Komentar