![]() |
Gus Lilur, Owner Balad Grup saat berdiskusi dengan salah satu penguasa asal Singapura.(Dok/Istimewa). |
“Saya memutuskan untuk memulai ekspor perikanan tangkap. DABATUKA. Bismillah,” tegas tegas pengusaha muda yang akrab disapa Gus Lilur usai pertemuan bisnisnya di CafĂ© Ginger Lily, lantai 5 Hilton Singapore Orchard, Jumat (11/07/2025) sore beberapa waktu lalu.
Awalnya, Ketua Umum Netra Bakti Indonesia (NBI) ini menolak terjun ke usaha perikanan tangkap dan memilih fokus pada budidaya laut. “Saya ingin menata alam laut, bukan mengurasnya. Budidaya adalah jalan menjaga kelestarian sekaligus mengatur volume produksi,” ungkapnya. Ia memasang keramba di laut dan membangun ekosistem usaha perikanan berkelanjutan.
Namun paradigma itu berubah usai berdiskusi mendalam dengan seorang pengusaha asal Singapura berdarah Melayu, Vietnam, China, dan India yang telah lama berkecimpung dalam bisnis perikanan budidaya dan tangkap di Bali dan Batam.
“Dia mengatakan, berbisnis ikan tangkap tidak selalu merusak lingkungan. Justru bisa berjalan selaras dengan budidaya jika dilakukan dengan bijak,” terang Gus Lilur. Tawaran konkret pun diberikan: pengusaha tersebut bersedia menjualkan hasil perikanan BALAD Grup—mulai dari lobster, kepiting bakau, hingga ikan sunu dan kerapu—ke pasar global.
Pertemuan selama dua jam itu menghasilkan satu kesepakatan penting: akan ada kerja sama strategis dalam rantai ekspor perikanan tangkap. Survei lokasi budidaya di Bali dijadwalkan medio Agustus mendatang. Ini menjadi momentum transformasi bagi BALAD Grup untuk menyatukan kekuatan budidaya dan tangkap demi menembus pasar dunia.
“Kami sepakat untuk bersinergi. Saya akan melihat langsung bagaimana perikanan budidayanya berjalan. Lalu kami akan membuka jalur ekspor yang lebih luas,” tambah Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini.
Salah satu hal yang paling menggugah perasaan nasionalisme Gus Lilur adalah saat mendengar bagaimana hasil perikanan Indonesia telah menghidupi meja makan di berbagai penjuru dunia—Amerika, Eropa, Asia. “Saya semakin bahagia dan bangga menjadi Indonesia,” tuturnya dengan semangat.
Mitra bisnisnya bahkan tengah menyiapkan IPO perusahaan perikanannya di bursa Singapura. Tawaran kerja sama itu menjadi jendela globalisasi bagi BALAD Grup. “Kami ingin menjadikan Indonesia tuan di negeri sendiri, dan kiblat usaha perikanan dunia,” tegas Gus Lilur.
Dengan semangat "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia," HRM Khalilur R. Abdullah Sahlawiy membawa misi besar: mengangkat perikanan Indonesia ke panggung internasional dengan cara yang berkelanjutan, cerdas, dan bermartabat. (Had).
Komentar