![]() |
Abd. Ghoni, Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Timur saat mengisi acara seminar anti narkoba di Pelantikan PAC GP Ansor Tongas, Probolinggo. (Dok/Istimewa). |
Bagi Ghoni, menjadi kader Ansor bukan sekadar menjalani struktur organisasi. Itu adalah panggilan jiwa untuk menjaga masa depan bangsa. Dan salah satu musuh paling berbahaya yang mengintai generasi muda saat ini adalah narkoba.
Berbicara bukan dari tumpukan teori, tetapi dari pengalaman langsung mendampingi kasus-kasus kerusakan moral akibat narkoba, Ghoni menjabarkan bagaimana zat haram itu kerap masuk melalui celah-celah rapuh dalam kehidupan anak muda — pelarian, tekanan batin, kesepian, hingga kehilangan ruang hidup yang sehat.
“Banyak pemuda yang tidak mengenal narkoba lewat niat jahat. Mereka masuk karena terjebak. Maka, memerangi narkoba bukan hanya tugas polisi — ini soal kemanusiaan dan tanggung jawab sosial kita bersama,” ujar Ghoni penuh keprihatinan.
Acara yang dihadiri unsur Muspika Tongas, tokoh lintas ormas, serta banom-banom NU ini menjelma menjadi forum reflektif yang menggugah kesadaran kolektif. Ghoni mengingatkan, aparat hukum tidak bisa bekerja sendiri. Maka peran tokoh agama, guru ngaji, pemuda, hingga pengurus masjid harus dikonsolidasikan dalam gerakan yang menyentuh akar masalah.
“Jangan diam. Jangan hanya mengutuk gelap. Jadilah cahaya. Sapa anak muda. Ciptakan kegiatan positif. Bangun ruang-ruang tumbuh yang sehat secara rohani dan sosial,” tegasnya, disambut tepuk tangan penuh semangat dari para hadirin.
Bagi GP Ansor, kata Ghoni, pemberantasan narkoba adalah bagian dari jihad sosial. Ia menyerukan agar seluruh kader, dari tingkat kecamatan hingga ranting, menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Sebab, pertarungan ini bukan hanya soal hukum, tetapi soal masa depan.
Dalam seminar itu, Kapolsek Tongas AKP Mugi turut membahas aspek hukum dan pola penyebaran narkoba yang kini bahkan telah menyusup ke wilayah pedesaan. Ini menjadi alarm keras bahwa bahaya narkoba bukan lagi isu perkotaan, tapi sudah mengancam desa-desa.
Menutup paparannya, Ghoni menyebut narkoba sebagai bentuk “penjajahan gaya baru” yang merusak bangsa dari dalam.
“Kalau dulu musuh kita bersenjata, sekarang musuh kita datang diam-diam, merusak akal sehat dan semangat hidup generasi muda. Di sinilah Ansor harus hadir, menjadi benteng terakhir. Bukan hanya penjaga tradisi, tapi penjaga masa depan,” pungkasnya.
Hari itu, pelantikan pengurus PAC GP Ansor Tongas menjadi lebih dari sekadar seremonial. Ia menjadi panggung bagi narasi besar tentang tanggung jawab, generasi, dan harapan — bahwa masa depan bangsa bisa dijaga, dimulai dari keberanian satu kader untuk bersuara dan bergerak. (Tim)
Komentar