![]() |
H. Achmad Sudiyono, Owner Dapur MBG Bintoro Jember.(Dok/Istimewa). |
Kedatangan Presiden disambut hangat oleh ribuan pelaku koperasi, tokoh masyarakat, dan tamu undangan dari berbagai penjuru Nusantara. Dalam momen bersejarah tersebut, Prabowo secara simbolis menyerahkan Surat Keputusan Badan Hukum kepada lima ketua koperasi sebagai tanda dimulainya gelombang kebangkitan ekonomi rakyat.
“Hari ini adalah hari bersejarah. Kita meluncurkan 80.081 koperasi. Ini adalah usaha besar dan strategis untuk memutus dominasi ekonomi oleh segelintir pihak yang selama ini menghambat kemajuan rakyat,” tegas Presiden Prabowo dalam pidato penuh semangat.
Menurutnya, koperasi bukan sekadar lembaga ekonomi, melainkan alat perjuangan yang konkret bagi rakyat kecil untuk mencapai kemandirian dan kekuatan finansial.
Gema semangat koperasi ini juga sampai ke berbagai daerah, termasuk Kabupaten Jember. Tokoh penggerak sosial sekaligus Owner Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Bintoro Jember, H. Achmad Sudiyono, menyambut penuh optimisme peluncuran KDMP.
“Kopdes Merah Putih ini perlu kita dukung bersama. Saya yakin akan membawa dampak besar bagi ekonomi kerakyatan, termasuk di Jember,” ujar pria yang akrab disapa H. Achmad, Selasa (22/7/2025).
Tidak sekadar memberi apresiasi, H. Achmad yang juga menjabat Bupati LIRA Jember berharap agar KDMP bisa segera bermitra langsung dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG)—program sosial unggulan yang ia inisiasi.
“Kami ingin koperasi ini menjadi mitra distribusi pangan MBG. Menyuplai beras, minyak, sayur, dan bahan pokok lainnya—langsung dari rakyat untuk rakyat,” tambah Pembina WANDAS Foundation ini.
Namun demikian, keberhasilan program ini tidak bisa dilepaskan dari kualitas tata kelola koperasi itu sendiri. KDMP/KKMP harus dikelola dengan manajemen yang tertib, transparan, dan profesional, mengedepankan prinsip T5: tertata, tercatat, tertulis, terbaca, dan transparan.
“Transaksi dan seluruh kegiatan koperasi harus sesuai SOP dan aturan main. Administrasi jangan acak-acakan. Karena ini bukan sekadar gerakan sosial, tapi gerakan ekonomi kerakyatan yang konkret,” tegas H. Achmad.
Lebih dari itu, ia menegaskan pentingnya pembaruan kapasitas SDM koperasi. Pengurus harus mampu menjadi motor penggerak ekonomi rakyat dari hulu ke hilir. Mereka dituntut memiliki karakter T3: tanggap, tangkas, dan tangguh—mampu mengelola peluang dan menjawab tantangan dengan cepat dan cerdas.
Peluncuran besar-besaran koperasi ini menjadi sinyal kuat bahwa dominasi ekonomi oleh korporasi besar mulai digeser oleh kekuatan ekonomi gotong royong. Koperasi Merah Putih hadir sebagai jantung baru ekonomi nasional: tumbuh dari desa, dikelola oleh rakyat, dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
Dari Klaten hingga Jember, dari simbol ke sistem, semangat koperasi menyala kembali. Dan dengan dukungan lintas sektor—termasuk tokoh akar rumput seperti H. Achmad —Indonesia bergerak menuju kemandirian ekonomi yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan. (Had)
Komentar