|
Menu Close Menu

Meriahkan Hari Anak Nasional 2025, Kabupaten Malang Luncurkan “Roro Pangkon” untuk Cegah Perkawinan Anak

Kamis, 24 Juli 2025 | 04.19 WIB

Kegiatan Peringatan Hari Anak Nasional tahun 2025 di Balai Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Malang – Semarak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 di Kabupaten Malang, Jawa Timur terasa istimewa. Rabu (23/7/2025), berbagai kegiatan edukatif dan kreatif digelar di Balai Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, mulai dari lomba cerdas cermat, mewarnai Mamamia, jalan sehat, hingga sarasehan yang berpuncak pada peluncuran inovatif Roro Pangkon, sebuah media permainan yang dirancang khusus untuk mencegah perkawinan anak.


Kegiatan ini menjadi bagian penting dari Program INKLUSI yang digagas Lakpesdam NU Kabupaten Malang, menggandeng sejumlah mitra strategis guna menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan inklusif bagi anak-anak.


Ketua KPAD Desa Wonorejo, Bagus Mukmin, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya menghadirkan kegiatan yang melibatkan langsung anak-anak dalam ruang-ruang sosial yang positif. “Kami berharap ini menjadi upaya kolektif untuk membangkitkan kebanggaan anak-anak terhadap budaya lokal dan sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap gadget,” ujarnya.


Hal senada disampaikan oleh Virliani Nur Kristi dari Sekretariat INKLUSI. Ia menekankan perlunya penguatan kembali akar budaya di tengah derasnya arus digitalisasi. “Hari Anak Nasional ini menjadi momentum mengembalikan anak-anak pada jati dirinya sebagai bagian dari kebudayaan lokal. Mereka harus dibekali filter yang kuat untuk menghadapi era digital,” jelasnya.


Sementara itu, Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Malang, Umi Khoirotin Nasichah, menjelaskan bahwa peluncuran Roro Pangkon bukan sekadar permainan, melainkan media edukasi yang mengangkat isu krusial tentang pencegahan perkawinan anak.


“Melalui permainan ini, kami ingin meningkatkan pemahaman anak, keluarga, dan masyarakat tentang pentingnya pendidikan, kesehatan reproduksi, dan hak-hak anak. Harapannya, akan lahir komitmen bersama yang nyata untuk menekan angka perkawinan usia dini di wilayah ini,” tegasnya.


Program INKLUSI sendiri merupakan inisiatif kolaboratif antara Pemerintah Australia dan Indonesia melalui BAPPENAS, bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil, termasuk organisasi perempuan dan penyandang disabilitas. Program ini berupaya mendorong perubahan sosial transformatif guna mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan inklusi sosial dalam pembangunan nasional.


Dengan semangat Hari Anak Nasional 2025, Kabupaten Malang memberikan teladan bahwa perlindungan anak tidak hanya lewat regulasi, tetapi juga melalui pendekatan kultural dan kolaboratif yang menyentuh langsung kehidupan mereka. (Nus/Had) 

Bagikan:

Komentar