![]() |
Ning Lia, Anggota DPD RI saat silaturahmi ke Ponpes Pesantren Khadijah, Surabaya. (Dok/Istimewa). |
Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap peran strategis Ponpes Khadijah dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak. Dalam kunjungannya, perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu menyebut keberadaan pesantren di tengah kota sebagai jawaban atas kebutuhan pendidikan yang seimbang antara ilmu dunia dan akhirat.
“Pondok pesantren seperti Khadijah ini merupakan jawaban atas tantangan zaman. Di tengah arus digitalisasi dan budaya instan, pesantren menjadi benteng moral dan spiritual yang kokoh. Tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membentuk akhlakul karimah dan kedewasaan berpikir,” ujar Ning Lia, Minggu (27/07/2025) malam.
Ponpes Khadijah dikenal dengan ciri khasnya yang memadukan kurikulum salafiyah tradisional dengan sistem pendidikan modern. Model pembelajaran ini dinilai sangat relevan dalam menghadapi tantangan pendidikan masa kini tanpa kehilangan akar nilai-nilai Islami yang mendalam.
“Nama Khadijah sendiri adalah simbol keteladanan seorang muslimah dalam sejarah Islam. Maka tak heran jika pesantren ini mampu melahirkan generasi yang kuat, berilmu, dan beriman,” tambahnya.
Sebagai kota besar dengan kompleksitas sosial yang tinggi, Surabaya membutuhkan pendekatan pendidikan yang lebih dari sekadar penguatan aspek kognitif. Dalam konteks ini, Ponpes Khadijah hadir memberikan warna berbeda melalui pendekatan ruhiyah (spiritualitas), akhlak, dan kecakapan sosial yang menyatu dalam keseharian santri.
Menurut Ning Lia, keberadaan pesantren di pusat kota bukanlah hal yang asing, bahkan menjadi bukti bahwa Islam sangat adaptif terhadap perubahan zaman dan mampu hidup harmonis di tengah modernitas.
“Pesantren di kota besar bukan hanya mampu bertahan, tapi justru menjadi solusi. Ini membuktikan bahwa nilai-nilai Islam tidak berbenturan dengan kemajuan, melainkan mampu membimbingnya,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ning Lia juga menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap pesantren di kawasan urban. Mulai dari dukungan regulasi, pembiayaan, hingga pengembangan fasilitas dinilai penting untuk memperkuat eksistensi pesantren di tengah tantangan zaman.
Ia juga mendorong implementasi nyata UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, agar manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh pesantren-pesantren yang berdiri di tengah kota seperti Ponpes Khadijah.
“Pesantren harus mendapat tempat yang layak dalam pembangunan nasional. Mereka bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi juga penjaga identitas dan jati diri bangsa,” pungkas Ning Lia. (Had)
Komentar