|
Menu Close Menu

Kasus Keracunan MBG, Anggota DPD RI Ning Lia Desak Investigasi Khusus dan Perluasan Peran UMKM

Selasa, 23 September 2025 | 12.08 WIB

Ning Lia, Anggota DPD RI asal Jawa Timur.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Jakarta– Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah maraknya dugaan kasus keracunan massal di berbagai daerah. Data nasional mencatat, hingga kini terdapat 4.711 orang yang mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi menu MBG.


Rinciannya, wilayah I (Sumatra) mencatat 1.281 kasus, wilayah II (Jawa) menjadi yang tertinggi dengan 2.606 kasus dari 27 laporan dugaan keracunan, sementara wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Papua) melaporkan 824 peserta didik terdampak.


Menanggapi fenomena ini, Anggota DPD RI Lia Istifhama atau akrab disapa Ning Lia menegaskan perlunya langkah cepat dengan membentuk tim investigasi khusus.


“Investigasi ini penting, baik untuk memastikan penyebab gangguan kesehatan maupun mengevaluasi menu serta dapur penyedia MBG. Saya sebut dugaan karena belum tentu seluruh kasus benar-benar keracunan, jadi harus ada klarifikasi yang menyeluruh,” tegas Ning Lia, Selasa (23/9/2025).


Putri KH Maskur Hasyim itu juga mengingatkan pentingnya pengawasan ketat terhadap standar keamanan pangan. Menurutnya, kualitas gizi dalam program MBG tidak boleh dipisahkan dari aspek keamanan konsumsi.


Selain menyoroti aspek kesehatan, Ning Lia juga menekankan perlunya pemerataan keterlibatan UMKM dalam penyediaan menu MBG. Menurut senator yang dikenal sebagai Wakil Rakyat Terpopuler versi ARCI ini, keikutsertaan UMKM tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap program MBG.


“UMKM harus dilibatkan lebih luas. Selama ini penyediaan MBG cenderung terpusat pada satu dapur besar. Padahal, idealnya setiap sekolah bisa memanfaatkan potensi UMKM sekitar agar distribusi lebih merata dan terjamin,” jelasnya.


Ia menambahkan, banyaknya kasus dugaan keracunan MBG harus dijadikan momentum evaluasi menyeluruh, mulai dari sistem distribusi, kualitas menu, hingga strategi pemberdayaan UMKM di daerah.


“Pemerintah bersama BGN dan seluruh pemangku kepentingan perlu segera menghadirkan solusi. Program MBG adalah ikhtiar besar untuk meningkatkan gizi generasi muda. Jangan sampai tujuan mulia ini ternodai oleh lemahnya pengawasan dan distribusi,” tegas Ning Lia.


Diketahui, kasus terbaru terjadi di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sebanyak 45 pelajar dari jenjang SD hingga SMA/SMK dilaporkan mengalami gejala mual dan muntah usai menyantap menu MBG. Berdasarkan informasi awal, paket makanan tersebut bersumber dari salah satu dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah setempat. (Had) 

Bagikan:

Komentar