|
Menu Close Menu

Pemerintah Siapkan Pembangunan Ulang Ponpes Al Khoziny, Pastikan Kelayakan dan Keamanan Bangunan

Rabu, 08 Oktober 2025 | 16.01 WIB

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, dan Menko PM, Cak Imin saat memberikan keterangan pers.(Dok/Elshinta).
Lensajatim.id, Jakarta – Pemerintah memastikan akan membangun ulang Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang ambruk pada 29 September 2025 dan menelan puluhan korban jiwa. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keamanan serta mencegah terulangnya tragedi serupa di masa mendatang.


Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, pembangunan ulang akan dilakukan sepenuhnya dari awal, bukan sekadar perbaikan. Menurutnya, langkah tersebut dinilai lebih efisien dan aman dibandingkan dengan menambal bangunan lama yang sudah tidak layak.


“Perkiraan saya, kemarin saya ke sana, bangunan yang warna hijau itu lebih murah kalau dirobohkan dan dibangun baru dari nol daripada kita tambal sulam,” ujar Dody setelah bertemu Menko PM Muhaimin Iskandar di kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).


Dody menyampaikan bahwa hingga kini pihaknya masih melakukan penghitungan anggaran untuk pembangunan ulang pesantren tersebut. Ia memastikan proyek ini akan dilakukan dengan memperhatikan standar keselamatan bangunan yang sesuai ketentuan.


“Belum ada angka pastinya, masih dihitung,” jelasnya.


Sebelumnya, insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny disebabkan oleh kondisi struktur yang tidak layak dan tidak memiliki izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Kondisi tersebut menjadi sorotan pemerintah karena banyak pondok pesantren di berbagai daerah masih belum memperhatikan aspek perizinan bangunan.


“Banyak pesantren yang menganggap izin PBG tidak penting. Padahal izin itu memastikan bangunan sesuai norma dan kualitas strukturnya terjamin,” kata Dody.


Tragedi Al Khoziny telah menewaskan 67 orang dan menyebabkan lebih dari 100 orang lainnya luka-luka. Setelah lebih dari sepekan proses pencarian, Basarnas menyatakan operasi pencarian korban resmi dihentikan dengan total 104 orang berhasil diselamatkan.


Sebagai langkah lanjutan, pemerintah juga membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk mengaudit bangunan pesantren yang berusia tua atau berpotensi rawan ambruk. Audit ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembenahan infrastruktur pesantren di seluruh Indonesia agar lebih aman bagi santri. (Detik/Had) 


Bagikan:

Komentar