 |
| H. Mohammad Supriyadi, Ketua Umum IKAWIGA Malang. (Dok/Istimewa). |
Malam ini, segelas kopi menemani Supriyadi dalam rapat daring (Zoom meeting) bersama pengurus IKAWIGA, membahas progres tiga agenda besar organisasi yang berjalan secara paralel. Suasana hangat dan santai tidak mengurangi keseriusan pembahasan yang berlangsung, justru memperlihatkan bagaimana teknologi mampu menjembatani koordinasi lintas wilayah dengan efektif.
“Jakarta dengan segala kemacetannya memberi pelajaran penting bahwa waktu tidak bisa dilawan, tapi bisa dikelola dengan bijak,” ungkap Supriyadi dalam perbincangan ringan di sela kegiatan tersebut. Baginya, kemacetan bukan hambatan, melainkan ruang refleksi untuk terus berpikir produktif, Rabu (12/11/2025) malam.
Supriyadi menilai bahwa keberhasilan dalam berorganisasi tidak hanya diukur dari capaian program, tetapi juga dari kemampuan menjaga keseimbangan antara pekerjaan, organisasi, dan kehidupan pribadi. “Keseimbangan itu penting. Kita bisa tetap fokus bekerja, aktif di organisasi, dan tetap punya ruang untuk diri sendiri. Semua tergantung pada bagaimana kita mengatur ritme,” ujarnya.
Bagi Supriyadi, secangkir kopi di malam hari bukan sekadar teman begadang, melainkan simbol konsistensi dan ketenangan dalam menjalani proses menuju kesuksesan. Ia meyakini bahwa keberhasilan sejati bukan ditentukan oleh seberapa cepat seseorang tiba di tujuan, melainkan oleh ketulusan dan kesungguhan dalam setiap langkah.
“Setiap perjalanan besar selalu dimulai dari niat baik dan langkah kecil yang konsisten,” tutup Supriyadi yang juga Ketua Umum Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) Jawa Timur ini.
Kegiatan sederhana namun bermakna tersebut menggambarkan semangat baru IKAWIGA di bawah kepemimpinannya, bahwa dengan kolaborasi, komitmen, dan kreativitas, setiap tantangan bisa diubah menjadi peluang untuk terus melangkah maju. (Had)
Komentar