![]() |
| Gus Iwan, Anggota Komisi A DPRD Jatim saat reses di Ponpes Putri Sunan Drajat Paciran Lamongan.(Dok/Istimewa). |
Pada Sabtu (18/11/2025), Gus Iwan menggelar agenda reses di Pondok Pesantren Putri Sunan Drajat Paciran, Lamongan. Puluhan santri putri mengikuti forum dialog yang berlangsung interaktif dan penuh gagasan.
Dalam sambutannya, Gus Iwan menegaskan bahwa santri memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa. Namun, menurutnya, peran tersebut harus diimbangi dengan kemampuan adaptasi terhadap perkembangan zaman.
“Santri harus pintar, kuat, dan mampu beradaptasi dengan dunia global. Jangan hanya bisa ngaji, tetapi juga harus melek IT,” tegasnya.
Ia menyampaikan bahwa era digital telah membuka banyak peluang bagi santri, mulai dari dakwah kreatif, pendidikan berbasis teknologi, hingga peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui inovasi.
Dialog antara santri dan legislator berlangsung aktif. Para santri putri mengajukan sejumlah persoalan yang mereka anggap krusial.
Salsa, salah satu santri, mengeluhkan akses internet yang masih sulit dijangkau masyarakat pelosok. Ia menanyakan program pemerintah terkait pemerataan jaringan internet serta progres realisasi di lapangan.
Berikutnya, Zahroh menyoroti ketimpangan kesempatan Pendidikan Profesi Guru (PPG) antara Kemenag dan Kemendikbudristek. Menurutnya, peserta PPG di bawah Kemenag sering tertinggal dalam hal pemerataan kesempatan, terutama pada PPG Prajabatan.
Sementara itu, Fina mengangkat persoalan minimnya informasi mengenai saluran resmi untuk melaporkan permasalahan publik, mulai dari infrastruktur rusak hingga pelayanan pendidikan.
Ketiga pertanyaan tersebut mencerminkan perhatian santri terhadap isu-isu strategis pembangunan daerah.
Menanggapi aspirasi yang muncul, Gus Iwan menyampaikan apresiasi atas kepedulian para santri terhadap perbaikan layanan publik.
“Inilah tujuan reses: supaya suara masyarakat, termasuk para santri, bisa masuk dalam kebijakan daerah. Aspirasi seperti akses internet, pemerataan PPG, hingga layanan aduan publik akan kami sampaikan dan kawal,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa seluruh masukan tersebut akan dibawa dalam rapat komisi, koordinasi dengan OPD, serta pembahasan lanjutan di tingkat provinsi.
Di akhir acara, Gus Iwan kembali menekankan bahwa santri bukan hanya penerima manfaat pembangunan, tetapi juga aktor utama perubahan sosial.
“Santri harus berada di garda depan. Dengan pemahaman agama, moral yang kuat, dan kemampuan teknologi, santri akan menjadi agen perubahan bagi masyarakat,” tutupnya.
Kegiatan reses di PP Putri Sunan Drajat Paciran ini menjadi bukti komitmen Gus Iwan dalam mendekatkan kebijakan publik dengan lingkungan pesantren serta mendorong partisipasi generasi muda dalam pembangunan daerah. (Had)



Komentar