|
Menu Close Menu

Natal 2025,Rachmat Gobel Serukan Persaudaraan dan Solidaritas di Tengah Tantangan Bangsa

Rabu, 24 Desember 2025 | 21.50 WIB

Rachmat Gobel, Anggota DPR RI saat berkunjung ke Gereja dan menyapa umat kristiani. (Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Gorontalo Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Gorontalo, Rachmat Gobel, menyambut perayaan Natal 2025 dengan pesan kebersamaan dan kepedulian lintas iman. Dalam momentum reses, Gobel mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan Natal sebagai sarana memperkuat persaudaraan dan solidaritas sosial di tengah berbagai tantangan yang dihadapi bangsa.


“Mari kita bersukacita bersama menyambut Natal 2025 dengan saling membangun kepedulian dan persaudaraan,” ujar Rachmat Gobel, Selasa (23/12/2025).


Dalam agenda reses tersebut, Gobel berkeliling sejumlah wilayah di Provinsi Gorontalo untuk bersilaturahim dengan umat Kristiani. Ia mengunjungi Gereja Eklesia Tanah Putih, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, Jumat (20/12/2025), serta Gereja Protestan di Indonesia Gorontalo (GPIG) di Desa Makarti Jaya, Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato, Rabu (18/12/2025).


Selain itu, Gobel juga berbagi kasih dengan jemaat gereja di Desa Puncak Mandiri, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, Selasa (17/12/2025). Namun, karena kondisi kesehatannya menurun, kehadiran Gobel di wilayah tersebut diwakili oleh Ridwan Monoarfa, Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo.


Dalam pertemuan dengan jemaat, Gobel menyinggung situasi global yang saat ini turut berdampak pada Indonesia. Menurutnya, perlambatan ekonomi dunia akibat konflik regional, perubahan iklim, serta krisis pangan global telah memberikan tekanan besar bagi perekonomian nasional. Di sisi lain, Indonesia juga tengah menghadapi berbagai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.


“Dalam situasi seperti ini, seluruh komponen bangsa harus bersatu, saling menguatkan, bahu membahu, saling menolong, berbagi, dan peduli satu sama lain,” tegasnya.


Gobel menekankan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dengan keragaman suku, ras, agama, bahasa, dan adat istiadat, serta sebagai negara kepulauan yang membentang luas. Oleh karena itu, menurutnya, kesadaran kebangsaan dan penghormatan terhadap keberagaman harus terus dijaga dan diperkuat.


“Perbedaan agama dan keyakinan dengan keluhuran ajarannya justru harus menjadi kekuatan batin untuk memperkuat persaudaraan kemanusiaan, cinta pada perdamaian, dan semangat berbagi kasih,” ujarnya.


Ia juga menyoroti karakter Gorontalo yang dikenal sebagai Serambi Madinah, namun dihuni oleh masyarakat dari berbagai latar belakang agama dan suku, seperti Gorontalo, Tionghoa, Arab, Jawa, Bali, Minahasa, Sangihe, dan lainnya.


“Kita hidup di negara Pancasila. Semua perbedaan itu bukan kelemahan, melainkan kekuatan,” kata Gobel.


Lebih lanjut, Gobel mengingatkan bahwa Gorontalo masih menghadapi sejumlah persoalan serius, mulai dari ketertinggalan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia, hingga kerusakan lingkungan akibat penggundulan hutan, aktivitas pertambangan, dan ekspansi pertanian.


Karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan bekerja bersama dalam menyelesaikan berbagai persoalan tersebut. “Kita ingin Gorontalo yang maju dan makmur untuk semua,” pungkasnya. (Red) 

Bagikan:

Komentar