|
Menu Close Menu

Senator Lia Istifhama Kagumi Ketangguhan Ponpes Salafiyah Tremas Menjaga Tradisi dan Menjawab Tantangan Zaman

Senin, 22 Desember 2025 | 08.21 WIB

Ning Lia Istifhama, Anggota DPD RI asal Jawa Timur saat kunjungan ke Pondok Pesantren Salafiyah Tremas, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Pacitan — Anggota DPD RI, Lia Istifhama, melakukan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren Salafiyah Tremas, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Minggu (21/12/2025). Kunjungan tersebut menjadi momen reflektif sekaligus apresiatif terhadap eksistensi pesantren yang telah berdiri lebih dari dua abad dan tetap konsisten menjadi benteng pendidikan keislaman Nusantara.


Kehadiran senator muda yang akrab disapa Ning Lia itu disambut langsung oleh Pengasuh Ponpes Salafiyah Tremas, KH Abdillah Nawawi. Dialog hangat dan penuh kekeluargaan mengiringi pertemuan yang membahas peran strategis pesantren di tengah dinamika sosial dan perkembangan zaman.


Dalam keterangannya, Ning Lia menilai Ponpes Salafiyah Tremas bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan simbol ketangguhan tradisi pesantren. Menurutnya, kemampuan Tremas bertahan selama lebih dari 200 tahun menjadi bukti kuatnya nilai keilmuan, konsistensi pengasuhan, serta kecakapan beradaptasi tanpa kehilangan jati diri.


“Pesantren Tremas menunjukkan bahwa tradisi dan kemajuan tidak harus dipertentangkan. Justru di sini kita melihat bagaimana nilai salafiyah tetap terjaga, sekaligus mampu menjawab tuntutan zaman,” ujar Ning Lia.


Ia juga menyoroti penerapan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren yang dinilai memberi ruang afirmatif bagi pengembangan pendidikan pesantren. Menurut Ning Lia, Ponpes Salafiyah Tremas mampu memanfaatkan kebijakan tersebut dengan menata sistem pendidikan formal secara rapi, tanpa meninggalkan ruh keilmuan klasik pesantren.


Ning Lia mengapresiasi jenjang pendidikan di Ponpes Salafiyah Tremas yang dinilai lengkap dan telah memperoleh pengakuan pemerintah, mulai dari tingkat ula hingga wustho. Meski demikian, proses pembelajaran tetap berpijak pada tradisi keilmuan pesantren yang menekankan kedalaman ilmu, kedisiplinan, dan pembentukan karakter.


“Sistem pendidikan di Tremas memang menuntut ketekunan dan kesungguhan. Namun dari proses itulah lahir santri-santri yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga kuat secara mental dan akhlak,” tuturnya.


Dalam kesempatan tersebut, Ning Lia juga mendorong penguatan sumber daya manusia pesantren, khususnya melalui peningkatan literasi digital bagi santri dan tenaga pendidik. Ia menilai, transformasi digital merupakan keniscayaan yang perlu direspons pesantren agar mampu berkontribusi lebih luas di tingkat nasional maupun global.


“Pesantren memiliki modal sosial dan moral yang sangat besar. Dengan penguatan SDM dan literasi digital, pesantren bisa menjadi pusat lahirnya generasi berilmu, berakhlak, dan siap menghadapi tantangan global tanpa tercerabut dari akar tradisi,” jelasnya.


Kunjungan ini menegaskan komitmen Lia Istifhama sebagai Senator DPD RI untuk terus mendorong pesantren sebagai pilar strategis pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang berkarakter, inklusif, dan berdaya saing. Ponpes Salafiyah Tremas, menurutnya, merupakan contoh konkret bagaimana pesantren mampu menjaga warisan tradisi sekaligus melangkah mantap menatap masa depan. (Red) 

Bagikan:

Komentar