![]() |
| Diskusi Series 3 Yayasan Maisura Muningar (YMM) secara virtual.(Dok/Istimewa). |
Diskusi yang diikuti jajaran pengurus YMM serta sejumlah pegiat organisasi ini menjadi ruang refleksi sekaligus konsolidasi dalam menjawab tantangan pengelolaan lembaga di era modern.
Dalam paparannya, Prama Jaya menegaskan bahwa pengelolaan yayasan tidak lagi bisa bertumpu pada pola tradisional yang hanya mengandalkan semangat kebersamaan. Menurutnya, niat baik harus ditopang oleh sistem yang kuat dan profesional.
“Yayasan tidak bisa dikelola hanya dengan niat baik. Niat baik itu penting, tetapi fondasi utamanya tetap sistem. Lembaga akan kokoh jika dikelola secara profesional, terstruktur, dan memiliki standar kerja yang jelas,” tegas Prama, Minggu (21/12/22/2025) malam.
Ia menilai, profesionalisme pengelolaan yayasan memiliki keterkaitan langsung dengan kepercayaan publik. Tanpa transparansi dan akuntabilitas, lembaga sosial akan sulit berkembang dan mendapatkan legitimasi di tengah masyarakat.
“Kepercayaan publik tidak datang begitu saja. Ia lahir dari pengelolaan yang jujur, rapi, dan terbuka. Jika program, pelaporan, dan pertanggungjawabannya jelas, maka kepercayaan itu akan tumbuh. Dan kepercayaan publik adalah aset yang sangat mahal,” ujarnya.
Selain aspek struktural, Prama juga menyoroti pentingnya membangun kultur organisasi yang sehat. Penguatan kelembagaan, kata dia, tidak hanya soal memperbaiki struktur, tetapi juga menanamkan nilai integritas dan tanggung jawab moral.
“Profesionalisme tanpa integritas hanya akan melahirkan lembaga yang kosong. Namun ketika profesionalisme bertemu integritas, di situlah kekuatan sejati sebuah institusi lahir. Saya melihat YMM memiliki modal sosial yang besar untuk itu,” kata Prama.
Ia meyakini YMM memiliki potensi besar sebagai wadah perjuangan sosial dan kebudayaan, sekaligus ruang kontribusi masyarakat Madura bagi bangsa. Namun potensi tersebut hanya akan bermakna jika dikelola secara serius dan berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina YMM, Mohammad Supriyadi, menyambut baik pandangan yang disampaikan Prama Jaya. Ia menegaskan bahwa diskusi tersebut bukan sekadar wacana, melainkan bagian dari proses penataan kelembagaan yang sedang dilakukan YMM.
“Kami berterima kasih atas masukan yang sangat konstruktif. Apa yang disampaikan Pak Prama bukan hanya teori, tetapi kebutuhan nyata bagi YMM. Kami ingin yayasan ini tidak hanya eksis, tetapi benar-benar memiliki kualitas kelembagaan,” ujar Supriyadi.
Pria yang juga Ketua Umum IKAWIGA Malang ini menambahkan, YMM berkomitmen menjadi lembaga yang modern dan profesional, tanpa meninggalkan ruh sosial dan kebudayaan yang menjadi identitas masyarakat Madura.
“Penguatan kelembagaan bagi kami bukan tujuan akhir, melainkan jalan untuk memastikan YMM memberi manfaat nyata. Kami ingin YMM dipercaya publik, dihormati karena integritasnya, dan dikenal karena kerja nyatanya,” tegasnya.
Di akhir kegiatan, Supriyadi memastikan hasil diskusi akan ditindaklanjuti dengan langkah konkret.
“Insya Allah, seluruh masukan ini akan kami implementasikan dalam penguatan struktur, sistem kerja, dan pembenahan internal. Kami ingin YMM berdiri kokoh, modern, namun tetap membumi,” pungkas Ketua Umum Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) Jatim ini. (Had)


Komentar