|
Menu Close Menu

Pelantikan, Harapan dan Bom Waktu

Minggu, 14 Februari 2021 | 12.04 WIB

 


Oleh: Moch Eksan


Beredar luas foto Bupati dan Wakil Bupati Jember Terpilih, telah fitting baju dinas untuk pelantikan pada Rabu, 17 Februari 2021. H Hendy Siswanto dan KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman tampak gagah berpose menggunakan baju putih lengkap dengan uniform dan tanda kebesarannnya. Bupati dan wakil bupati hasil Pilkada Serentak 2020 ini akan dilantik oleh Gubernur Jawa Timur Dra Hj Khofifah Indar Parawansa di Gedung Grahadi Surabaya bersama 19 kepala daerah lainnya. 


Pelantikan merupakan acara pengambilan sumpah jabatan sebagai pengangkatan dan peresmian kepala daerah yang mempunyai tugas,  kewenangan dan kewajiban, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 


Pelantikan tak ubahnya dengan baiat dalam kekhalifahan, pentahbisan dalam kekaisaran, inagurasi dalam kepresidenan. Intinya, acara seremoni ini merupakan penempatan pejabat secara resmi, serta pengesahan seorang dalam melaksanakan tugas negara. Seremoni ini disaksikan oleh para pejabat, para undangan dan rakyat umum untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan tugas dan kesuksesan dalam memimpin wilayah.


Bagi rakyat, pelantikan adalah jalan untuk mewujudkan public expectations (harapan publik). Kepala daerah sebagai manifestasi kehendak rakyat, saat mengawali ikhtiar untuk memenuhi janji-janji kampanye yang termaktub dalam visi, misi dan program yang diserahkan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU).


Haji Hendy-Gus Firjaun berulangkali memposting tujuh program unggulan pra dan pasca terpilih sebagai bupati dan wakil bupati Jember. Tujuh program itu mencantumkan narasi kuantitatif dan kualitatif dari Pemkab lima tahun mendatang. Barangtentu, 489 ribu lebih pemilih pasangan nomor urut 2 ini, berharap tujuh program tersebut diwujudkan dalam tempo secepat-cepatnya.


Dalam pidato kemenangan Rabu, 9 Desember 2020, Haji Hendy-Gus Firjaun bertekad memenuhi semua harapan publik tanpa memperdulikan dukungan pada masa kampanye. Haji Hendy menyatakan:


"Alhamdulillah, pada sore hari ini, terjawab sudah, terjawab sudah, terjawab sudah. Bahwa saya dan Gus Firjaun betul-betul ikhlas ingin menyelesaikan persoalan yang ada di Jember.


Untuk itu, saudaraku sekalian, kalau hari ini dikatakan sebuah kemenangan, ini bukan suatu kemenangan saya dan Gus Firjaun, tapi ini adalah kemenangan masyarakat Jember secara keseluruhan.


Untuk itu, saudaraku sekalian, marilah kemenangan ini kita wujudkan dengan bentuk bersyukur kepada Allah SWT. Saat ini bentuk syukur kita menjaga kesehatan. Bahwa di sekitar kita masih ada Covid-19. Untuk itu, kita patuhi protokol kesehatan. Itu adalah bentuk rasa puji  syukur kepada Allah SWT.


Dan yang kedua, kita tidak perlu bereuforia dengan kemenangan ini. Memang, sudah saatnya, wis wayahe masyarakat Jember menerima hak-haknya. Wis wayahe masyarakat tidak lapar lagi. Wis wayahe masyarakat Jember tidak miskin lagi. Wis wayahe masyarakat pengangguran Jember diselesaikan bersama-sama.


Untuk itu saudaraku sekalian, kita tidak perlu bereuforia, berkonvoi kemana-mana. Tidak perlu. Cukup, ini menjelang maghrib, kita berdoa, meminta kepada Allah SWT. Jember tidak bisa diselesaikan dengan Hendy dan Gus Firjaun saja, kita harus bersama-sama.


Karena lapar tidak menunggu besok. Lapar harus diselesaikan hari ini. Artinya, seperti saudara sekalian tahu persoalan bukan hanya urusan perut saja. Kita selesaikan seluruh persoalan di Jember. Prasarana kita perbaiki. Para petani harus segera. Proyek apapun yang menguntungkan. Dan teman-temanku juga, para guru, guru ngaji, kita selesaikan. Kita berikan haknya mereka yang sebenarnya harus kita berikan.


Yang ketiga, saya terima kasih kepada teman-teman partai. Kami tidak mungkin berdiri disini tanpa teman-teman partai. 


Terima kasih Partai NasDem!!

Terima Kasih Partai Gerindra!!

Terima kasih Partai Persatuan Pembangunan!!

Terima kasih PKS!!

Terima kasih Partai Demokrat!!


Dan juga tentu, para relawan, para simpatisan dan para pendukung Haji Hendy se-Kabupaten Jember ini.


Kawan-kawanku sekalian,  kedepan bukanlah mudah, bukanlah mudah, pekerjaan ini kita selesaikan. Bisa diselesaikan dengan sederhana, namun pekerjaan ini akan lebih mudah, jika kita berpegang teguh, pertama pada sinergi, kedua kolaborasi, dan terakhir harus cepat.


Untuk itu, saya terima kasih, pertama, tim sukses HSGF (Haji Hendy-Gus Firjaun), kepada para kiai dan para masyayikh semua, telah mendoakan kami. Perjalanan ini sungguh dahsyat dan hebat.  Karena perjalanan ini adalah betul-betul  perjalanan demokrasi, pesta demokrasi. The real democtration in Jember. Demokrasi yang sebenar-benarnya hadir di Jember.


Perjuangan baru berjalan 50 persen. Tinggal 50 persen kita selesaikan persoalan yang ada di Jember. Setuju? Wis wayahe benahi Jember. Allahu akbar. Terima kasih!".


Pidato heroik Haji Hendy di atas dicatat betul oleh para pendukung dan penentangnya. Publik menunggu pasangan birokrat-kiai ini menyelesaikan semua persoalan, baik kemiskinan,  pengangguran, pertanian, infrastruktur, guru ngaji maupun GTT/PTT. Bisakah harapan itu menjadi kenyataan? Jawabannya tergantung pada upaya, kinerja dan hasil yang berimbal balik.


Victor H Vroom dalam buku "Work and Motivation" mengemukakan Vroom’s Expectancy Theory (teori harapan Vroom). Bahwa harapan merupakan persepsi korelatif antara upaya, kinerja dan hasil yang menghasilkan imbal balik yang menguntungkan. Barangtentu, bukan hanya keuntungan orang per orang tapi juga keuntungan banyak orang lain.


Dalam teori harapan Vroom ini,  besar atau kecil hasil Pemkab bergantung pada besar tidaknya kinerja dan upaya yang dilakukan oleh bupati dan jajarannya dalam mewujudkan harapan publik. Sementara, mesin birokrasi yang diisi oleh Aparat Sipil Negara (ASN) yang berkepribadian, terampil, berpengetahuan, berpengalaman, dan berkemampuan, menjadi kunci sukses. Mereka yang meramu effort (upaya) dan performance (kinerja) untuk menghasil hasil besar sesuai dengan harapan publik.


Secara mekanistik, Pemkab di bawah kepemimpinan Haji Hendy-Gus Firjaun telah bekerja lebih "awal" menyusun rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Ketentuan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS), dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2021. Selain itu, melakukan roadshow pada Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Mentan, Direktur Utama PD Pasar Raya Jakarta, Kepala BPKP Jatim, Kepala Bandara Abdurrahman Saleh Malang.


Selepas 7 hari meninggalnya H Fendy Erwanto, adik dari Haji Hendy, Haji Hendy-Gus Firjaun berbagi tugas. Bupati CEO Group Sevendream berkonsentrasi menyusun rancangan piranti pemerintah daerah bersama dengan pakar dari perguruan tinggi dan ASN Pemkab. Sedangkan, Wakil Bupati Pengasuh PP Ashtra memenuhi undangan massa konstituen untuk sekadar menyapa dan berterima kasih atas perjuangan banyak pihak dalam pemenangan pasangan calon ini.


Banyak orang berharapan, keharmonisan hubungan Haji Hendy-Gus Firjaun dengan selalu bersarung warna yang sama di khalayak umum, mencerminkan "kebersamaan" lahir batin selama memerintah, layaknya dwitunggal Soekarno-Hatta. Kekhawatiran "pecah" kongsi antara bupati dan wakil bupati di banyak daerah, mesti harus dijawab dengan pembagian tugas yang jelas. Semua punya peran masih-masing dalam pemenangan dan pemerintahan.


Namun bila sebaliknya, momentum kebersamaan dalam pencalonan tak bisa dijaga dengan baik, apalagi satu sama lain saling terlibat perang terbuka layaknya dr Hj Faida MMR dan Drs KH Abdul Muqit Arief sebagai bupati dan wakil bupati, maka ini akan menjadi "bom waktu" bagi rakyat Jember.


Betapapun, rakyat menginginkan dwitunggal Haji Hendy-Gus Firjaun mencurahkan segala tenaga dan fikiran untuk membenahi Jember. Pasangan paling ideal ini wajib memprakarsasi rekonsiliasi sosial politik warga pandhalungan untuk bersama-sama membangun kota suwar-suwir, seperti pidato kemenangan Gus Firjaun.


"Karena itu, doakan kami semuanya, mudah-mudahan ke depan ini kita bergandengan tangan. Kami simbol sinergi, simbol kolaborasi. Karena itu, hari ini dan seterusnya mesti kita tunjukkan bahwa Jember bisa bekerjasama. Bahwa eksekutif bisa bekerjasama dengan legislatif. Bahwa persoalan Jember harus kita selesaikan bersama-sama. Bahwa kita bisa merangkul semuanya. Bahwa semuanya yang hidup di Jember adalah saudara. Terlepas dari apa agamanya, apa etnisnya, semua saudara kita. Karena itu mudah-mudahan kami bisa menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Mudah-mudahan ini jalan selamat kita dunia akhirat".


Moch Eksan, Pendiri Eksan Institute dan Kordinator Pemenangan DPW Partai NasDem Jawa Timur untuk Pasangan H Hendy-Gus Firjaun.

Bagikan:

Komentar