|
Menu Close Menu

Kasus Covid 19 Masih Tinggi, Muzammil Syafi'i Ajak Masyarakat Taati Prokes hingga Dorong Gandeng Ormas Tingkatkan Vaksinasi

Jumat, 30 Juli 2021 | 23.53 WIB

 

Muzammil Syafi'i, Ketua Fraksi NasDem DPRD Jatim (Dok/Istimewa)

lensajatim.id Surabaya- Kasus Covid 19 di Indonesia hingga saat ini belum ada tanda-tanda membaik. Bahkan, trendnya dari 3 bulan terakhir semakin meningkat. Kasus kematian positif covid 19 atau kematian dengan ciri-ciri covid 19 juga hampir tiap hari didengar. 


Hal ini mendapat perhatian khusus dari Muzammil Syafi'i, selaku Ketua Fraksi NasDem DPRD Jatim. " Hingg saat ini belum ada tanda-tanda kasus covid 19 ini mulai membaik," tukas politisi yang akrab disapa Muzammil. Jumat (30/07/2021).


Bahkan, saat ini kata Muzammil, hampir tiap hari pihaknya mendengarkan sirine ambulans, baik yang membawa pasien ataupun yang mengantarkan jenazah. " Kadang sampai menyebabkan hati ini menjadi kecut, takut kita atau saudara kita yang ada di dalam ambulans," ungkap politisi yang menjabat sebagai anggota Komisi A DPRD Jatim ini.


Hingga saat ini lanjut Muzammil, banyak tokoh, Kiai,  Ulama, Gus, Cendiakawan Profesor,  doktor, dokter dan tenaga kesehatan yang meninggal dunia.


Upaya pemerintah memberikan perlindungan pada masyarakat memang itu kewajiban pemerintah dengan menetapkan PPKM. Baik yang biasa maupun darurat, dengan harapan bisa menurunkan angka penularan pada nasyarakat.  " Namun masih tetap saja tinggi, justru dampak lainnya termasuk ekonomi dan aktivitas yang lain menjadi merosot yang jelas angka kemiskinan meningkat dan angka pengangguran juga meningkat," papar mantan Wakil Bupati Pasuruan ini.


Sebetulnya, lanjut Muzammil,  intinya ada pada kepatuhan pada Protokol Kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, sering mencuci tangan dan tidak bergerombol. " Orang insyaallah aman. Walaupun kita bahwa tahu hidup dan mati adalah urusan Allah semata, namun kita berkewajiban berikhtiar agar selamat," tandasnya.


Sampai saat ini, kata Ketua MA IPNU Jatim ini, belum ada solusi yang pas mensinergikan penanganan covid 19 bidang kesehatan dengan ekonomi. "Nah ini kelemahan kita bersama belum mampu membuat solusi dengan menurunkan angka pandemi sekligus bisa meningkatkan ekonomi," beber Muzammil.


Upaya berikutnya  berupa vaksinasi pada masyarakat, sementara jumlah penduduk Indonesia saat ini jumlahnya cukup besar sekitar 271, 34 juta. Sedang jumlah ideal yang harus divaksin, menurut Presiden adalah 70 persen. Berarti kisaran  189 Juta, sementara total sasaran adalah 208.268. 720 berita terakhir data vaksinasi adalah total yang telah divaksin tahap 1 adalah sebanyak 46. 053.004 ( 22,11 %) dan untuk total tahap 2 adalah 19.354. 329 ( 9,29).  " Jadi masih jauh dari target yang sudah tersedia saat ini berjumlah 151,9 juta dosis," tandasnya.


Ia menjelaskan ada tiga kendala besar dalam vaksinasi, pertama adalah faktor pengadaan vaksi itu sendiri belum bisa secara cepat bisa terpenuhi namun secara bertahap. Kemudian  yang kedua tenang Nakes yang terbatas belum mampu melayani secara cepat sesuai dengan target dan yang terakhir adalah faktor pelaksanaan itu sendiri yang tidak muda.


" Namun yang  tidak kalah pentingnya yaitu kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi, karena di masyarakat masih terbelah keyakinan akan pentingnya vaksinasi, akan amannya vaksinasi," bebernya.


Hal tersebut tutur Muzammil,  akibat dari narasi dan pendapat para tokoh yang terbelah terkait dengan penting dan amannya vaksinasi, sehungga banyak yang masyarakat merasa takut divaksin dan bahkan tidak mau divaksin.


Untuk itulah,  perlu strategi yang jitu dalam memberikan sosialisasi akan pentingnya vaksinasi dengan melibatkan seluruh unsur organisasi masyarakat, tokoh agama dan masyarakat untuk memberikan penjelasan melalui kelompoknya masing masing. " Dan mempermudah pemberian vaksinasi di majlis majelis, arisan, atau datang dari rumah ke rumah, nah terakhir itu disebut vaksinasi untuk keluarga," pungkasnya. (Had)

Bagikan:

Komentar