|
Menu Close Menu

Jelang Muscab IKA PMII Bondowoso, Sosok Efril Menguat Sebagai Kandidat Ketua

Selasa, 24 Agustus 2021 | 22.02 WIB



lensajatim.id Bondowoso,-Menjalang pelaksanaan Musyawarah Cabang (Muscab) ke 2 Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( IKA PMII), Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang salah satu agendanya adalah pemilihan Ketua menarik perhatian sejumlah pihak. Terbukti, hingga saat ini nama-nama yang akan memperbutkan kursi Ketua IKA PMII Cabang Bondowoso terus bermunculan. 



Dari sekian nama yang muncul, salah satunya adalah sosok Moch Efril Kasiono, dirinya tercatat pernah mengemban amanah sebagai Ketua Cabang PMII Bondowoso ke empat periode (2009 -2010). Alumni muda ini namanya mulai menguat dan diperhitungkan di kalangan pengurus IKA PMII dan segmen Alumni Muda. 


Ketika di konfirmasi Efril sapaan akrabnya, tidak menampik kabar yang menyebut dirinya akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum IKA PMII Cabang Bondowoso. "iya betul, alhamdulillah saya sudah sowan kepada beberapa Senior. Dan beberapa senior sudah merestui untuk maju sebagai ketua IKA PMII Cabang Bondowoso periode 2021- 2025," ujarnya, Selasa (24/08/2021).



Efril menuturkan, untuk visi misi saya jelas "Cinta PMII" artinya Cinta dalam makna luasnya adalah. C adalah Cerdas dalam artian kader PMII tidak hanya pintar, tapi harus cerdas. Karena Cerdas Itu sudah pasti pintar.


Sementara I maknanya Itu Ilmiah artinya kader atau Alumni PMII harus sistematis dalam menghadapi persoalan. serta N adalah nasionalis itu sudah jelas bahwasanya PMII itu lahir dari rahim NU. Karena dalam muktamar NU di Jombang terakhir, PMII masuk di banom nya NU. 


Dan T maknanya Tangguh jadi Alumni harus tangguh di tempat kan dimana saja, I maknanya Islam, karena kita ngomong masalah agama atau kultur , maka kader juga harus agamis. 



Dirinya berharap, jika pihaknya di takdirkan jadi Kedepan banyak PR yang harus kami kerjakan, pertama menata kader-kader, karena aset PMII sangat besar tidak bisa di ukur dengan nominal. 


Lanjut Dia, menuturkan, itu perlu di garis bawahi. Maka dari itu jika ada kader ada yang menolak dengan adanya pembiayaan pendaftaran sebesar lima Juta. Itu buka kader PMII bagi saya. 


"karena dalam PMII jelas selogan nya. "mundur satu langkah adalah bentuk Penghiyanatan".Masak kalau seperti itu masih di cap sebagai kader PMII, kan gak manarik," ungkapnya. 


Pesan saya kepada panitia. Seharusnya panitia memberikan opsi biaya pendaftaran, seperti sepuluh juta, lima belas juta, hingga tiga puluh juta. Awalnya itu tiga puluh juta, saya sangat setuju dengan tiga puluh juta untuk pendaftaran. 


"Hal itu bagian untuk membuktikan bahwa untuk menjadi ketua IKA PMII harus berdaya dulu bukan memperdayai," terangnya. 



Dirinya berpesan, jika nantinya siapa yang terpilih menjadi ketua, tidak ada lagi faksi-faksi. Bagi saya siapapun yang jadi, baik itu dari politisi, birokrasi, itu adalah pemimpin bagi kita.Dan mudah mudahan saya ditakdirkan menjadi ketua IKA PMII," harapnya. 



"Kalau misalkan ada yang berfikir ada faksi-faksi bagi saya itu bukan orang PMII atau mungkin Mapaba nya gak lulus.perlu ikut mapaba lagi," Pungkasnya,(Ugik).

Bagikan:

Komentar