|
Menu Close Menu

Jatim Memiliki Potensi Besar Menjadi Pusat Ekonomi Syariah di Indonesia

Minggu, 24 Oktober 2021 | 22.16 WIB

Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM, Anggota Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). (Dok/Istimewa).


Lensajatim.id Surabaya -
Anggota Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Andreas Eddy Susetyo menilai Jawa Timur mempunyai potensi besar menjadi pusat ekonomi syariah dengan skala nasional mau pun regional. Karena itu, pihaknya mendorong pengembangan ekonomi syariah dan industri halal di Jawa Timur.


Anggota DPR RI dari Komis XI ini menyebut 40 juta jumlah warga yang dipimpin oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa menjadi modal yang luar biasa untuk mengembangkan ekonomi syariah. Menurutnya, jumlah penduduk Jatim lebih banyak dari Dubai, UEA atau Malaysia sekalipun yang hanya 30 juta. Tentunya itu pasar yang luar biasa untuk mengembangkan ekonomi berbasis syariah.


"Saya lihat niat kuat dari Ibu gubernur sudah ada, tinggal fokus saja mengembangkan produk mana yang bisa jadi andalan. Kalau mau berhasil kuncinya harus fokus," tutur Andreas Eddy, Minggu (24/10/2021).


Tokoh yang menjadi salah satu inisiator penggabungan Bank Syariah plat merah menjadi satu wadah di Bank Syariah Indonesia (BSI) ini mengatakan, industri makanan dan minuman (mamin) di Jatim punya potensi besar untuk berkembang.


Karena itu, ia menyarankan Pemprov Jatim fokus ke industri mamin untuk membangun ekonomi berbasis syariah. Menurutnya, tak perlu banyak program tapi tidak nendang. Sehingga lebih baik fokus satu program, tapi berhasil.


"Saya kira kalau Jatim fokus pada mamin, paling tidak 2 tahun sudah terlihat hasilnya. Selain juga bisa membangun industri, contohnya pengadaan bahan baku," ujar Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.


Politikus berlatar bankir ini mengungkapkan, pemprov pasti memiliki data pelaku usaha di bidang mamin sehingga bisa dikumpulkan dan disertifikasi. Ia melanjutkan, Pemprov juga bisa memberdayakan Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD sebagai akreditator, tentu dengan menjamin packaging atau kemasan produk.


Andreas menjelaskan, dengan penduduk muslim yang mencapai 97 persen, Jawa Timur nyaris sempurna untuk menjadi lokomotif ekonomi syariah. Apalagi dengan jumlah ribuan pondok pesantren yang tersebar hingga pelosok daerah, jelas bisa menjadi penggerak ekonomi berbasis syariah.


"Untuk level dunia, Inggris menjadi pusat ekonomi syariah terbesar. Sedangkan untuk level regional, Singapura. Keduanya bukan negara mayoritas muslim. Saya kira kalau serius dan fokus, Jawa Timur juga bisa memanfaatkan potensi ceruk ekonomi syariah," pungkas anggota parlemen dari daerah pemilihan Malang Raya tersebut. (Red)

Bagikan:

Komentar