|
Menu Close Menu

Bermedia Sosial di Bulan Ramadhan

Minggu, 10 April 2022 | 15.17 WIB



(*Oleh: Yusi Putri Lailatul Musyarofah 



Lensajatim.id, Opini- Bulan ramadhan merupakan bulan penuh berkah, bulan yang selalu ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Bulan ramadhan identik dengan puasa dalam hal ini menahan diri dari rasa lapar dan haus, namun sejatinya puasa itu juga tentang menahan diri dari bersenggama dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Karena di dalam berpuasa terkandung hikmah membersihkan jiwa raga, menyucikan serta membebaskan diri dari akhlak yang buruk. Dan perlu diketahui bersama bahwa bulan ramadhan itu satu bulan penuh dan waktunya siang hingga malam. Harusnya kita sebagai umat Islam mampu mengendalikan diri dari siang hingga malam. Jika siang hari kita berpuasa dari makan dan minum serta hawa nafsu, di malam harinya kita mendapat keringanan yaitu diperbolehkannya untuk makan, minum dan berhubungan suami istri. Namun kita harus tetap menjauhkan diri dari hal negatif,itulah sejatinya bulan ramadhan.


Banyak hal yang bisa membuat pahala puasa kita berkurang, salah satu faktornya ketika kita berselancar di media sosial.  Media sosial mengandung banyak dampak positif dan pastinya juga mengandung dampak negatif. Tergantung bagaimana kita menggunakan media sosial itu. Sebenarnya apa dan bagaimana sih berselancar di media sosial? Sebelum itu kita cari tahu terlebih dahulu apa itu media sosial.


Media sosial merupakan platform digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktifitas sosial bagi setiap penggunanya, mulai dari berkomunikasi hingga berbagi konten berupa foto,video dan tulisan tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial seakan-akan menjadi kebutuhan bagi masyarakat luas, bagaimana tidak? Mulai membuka mata di pagi hari hingga menutup mata (istirahat) di malam hari masyarakat tidak lepas dari media sosial. Penggunaan media sosial sangat besar dan berdampak pada dunia. Berdasarkan survei tahun 2021 mencatat bahwa pengguna media sosial di dunia telah mencapai 4,66 miliar jiwa. Angka ini naik sebesar 290% dari tahun 2015 silam, dimana pengguna media sosial pada saat itu berkisar 1,55 miliyar pengguna. Di Indonesia, pengguna media sosial telah mencapai 190 juta pengguna, atau sekitar 70 persen dari jumlah penduduk. Berdasarkan survei dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, ada sekitar 129 juta penduduk Indonesia yang memiliki  akun media sosial yang aktif dan rata-rata menghabiskan waktu 3,5 jam per hari untuk konsumsi internet melalui handphone.


Akhir-akhir ini aktivitas penggunaan media sosial di Indonesia didominasi oleh kalangan remaja. Media sosial memberikan dampak positif dan negatif pada remaja, salah satu dampak negatifnya adalah kecanduan. Harusnya saat ini para remaja sadar dan mampu mereflesikan bulan ramadhan yang penuh berkah ini dengan memulai melakukan aktivitas positif selama bulan ramadhan. Misalnya dengan cara mengerjakan amalan-amalan sunah seperti melaksanakan sahur, shalat tarawih, witir, membaca Al-Qur’an, meramaikan masjid hingga membuat konten positif di media sosial. Aktivitas positif yang paling mudah dilakukan oleh para remaja saat ini adalah membuat konten-konten positif demi kemaslahatan umat, sekaligus bertujuan sebagai media penyebaran dakwah kepada masyarakat secara luas. Dan sudah saatnya remaja masa kini keluar dari zona nyamannya seperti rebahan, stalking doi dan nonton drakor. 


Aktivitas positif yang saat ini relevan untuk dilakukan para remaja adalah berdakwah (mengajak berbuat kebaikan) lewat media sosial, seperti membuat konten-konten menarik dan bagus yang membuat orang lain minimalnya mengetahui hal baru atau bahkan menyadarkan orang itu untuk menuju lebih baik. Dengan demikian, konten tersebut dapat menjadi tambahan pahala bagi kita.


(*Penulis adalah Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember

Bagikan:

Komentar